Rabu, 16 Desember 2009

Khutbah Aidil Adha

Allahu Akbar….3 X Allahu Akbar Walillahil Hamd.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Alhamdulilla, bersyukur kita kepada Allah swt pada pagi hari ini kita dikaruniai Allah swt kesempatan unutk menyambut hari raya Idul Adha, setelah kaum muslimin sedunia melakukan wukuf di Padang Arofah dan setelah umat Islam melaksanakan puasa sunnah mulai tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, khususnya tanggal 8 dan 9 yaitu hari Tarwiyah dan Arofah.
Walaupun dalam keadaan bagaimana, setiap ia datang kita sambut Idul Adha ini dengan rasa syukur. Kita sambut dengan menyerukan satu jalinan kalimat-kalimat suci dan mengumandangkan rajutan benang-benang tauhid.
• Kalimat takbir (Allahu akbar), mengagungkan Allah Yang Maha
Besar.
• Kalimat tauhid (Lailahaillah), mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
• Kalimat tahmid (Allahdulillah), mensyukuri nikmat Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah.
Allahu Akbar…. 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Manusia yang bermacam-macam rupa, warna, bahasa, bangsa Negara dan agama mempunyai satu kesatuan (kesamaan), yaitu kesamaan tujuan dalam hidup. Mereka yang bermacam-macam pekerjaan, profesi dan tingkat pendidikan itu, ternyata yang mereka cari hanya satu yaitu ketentraman, kedamaian, dan kebahagian.
Kita ketahui, bahwa manusia tidak akan mencapai kebahagian yang hakiki di dunia dan akhirat kecuai hanya melalui satu jalan, yaitu al-Islam, Baginda RAsul saw bersabda:


”Sungguh beruntung orang-orang yang bersarah diri (masuk Islam), diberi rezki yang cukup, dan diberikan perasaan puas oleh Allah (qanaah) atas apa yang telah Dia berikan kepadanya.” (HR. Ahmad dan Muslim).
Dalam riwayat lain Nabi saw bersabda:


“Sungguh beruntung orang yang mendapat petunjuk ke dalam islam, dan hidup berkecukupan, serta mereasa pusas atas pembverian Allah (qanaah),” (HR. Turmudzi dan Nasa’I, Ibnu Majah).

maka, sekali lagi, jalan satu-satunya untuk meraih kebahagian hakiki menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya adalah melalui jalan Islam. Analoginya, bumi ini kita ibaratkan sebagai agama Islam, tanahnya bagaikan hati manusia, dan bibit tanamannya bagaikan benih iman, sedangkan pupuknya bagikan siraman rohani dan kajian terhadap islam. Kalau kita bercocok tanam maka jangalah bercocok tanam di ruang angkasa atau diplanet lain, tetapi tanamlah di planet bumi. Kemudaian, kalau bercocok tanam di bumi, maka pilihlah tanah yang subut, bukan tanah yang tandus, kalau kurang subur maka suburkanlah dengan pupuk semestinya.
Kalau benih iman sudah bertunas, maka rawat dan pupuklah agar ia tumbuh normal, pohonnya segar dan buahnya besar.
Sejauh mana kita mampu memadukan keempat unsure tadi, maka sejauh itu pula kita akan mendapatkan buah kebahagian, dan kita akan menjadi manusia yang manusiawi, dan masyarakat yang diberkati.

Allahu Akbar… 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Sesungguhnya kebahagiaan itu tidak diperoleh dengan mengumbar hawa nafsu, memuaskan sahawat dan menumpuk harta. Akan tetapi kebahagiaan itu diperoleh dengan himmah (gairah Hidup), pola piker dan pola hidup yang Islami.
Orang yang bodoh terhadap agama serta rapuh imannya, selamanya tidak akan mendapatkan kebahagiaan hakiki. Justru semakin kaya, ia semakin bertambah sengsara dan menderita.
Allah swt menegaskan bahwa kebahagiaan sejati itu hanya diperoleh melalui iman dan taqwa dalam firman-Nya yang artinya:
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS. An-Nahl: 97).
Dan Allah swt berfirman yang artinya:
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dian memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

Allahu Akbar… 3x
Ma’asyiral Muslimin rahinakumullah.
Dalam rangka menggapai kebahagiaan sejati Isaln mengajarkan kepada kita beberapa hal, yaitu:
Pertama: carilah kehidupan akhirat, tetapi jangan lupa kehiduapn duniamu.
Jadi, bukan: carilah kehidupan duniamu tetapi tangan melupakan akhriat. Itu terbalik dan keliru. Allah Swt berfirman yang artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangalh kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan brerbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan jangalah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesunggguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77).

Maksud dari ayat tersebut ialah:
• Gunakanlah nikmat badan, akal dan harta yang telah dianugerahkan Allah kepada kita ini untuk mencari ridho Allah, taat kepada-Nya dalam bentuk ibadah harta serta mengikuti hokum-hukum-Nya.” Tetapi sisakanlah, jangan lupa “sisakan” untuk sededar kehiduapn duniamu, tempat tinggal dan keuargamu.
• Baiklah kepada sesama muslim dan kepada sesame makhluk Allah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.
• Janganlah berbagai nikmat Allah tersebut, yang telah dianugerahkan Allah kepaedamu itu, kita gunakan untuk berbuat kerusaskan dan kemaksiatan di muka bumi Allah ini.
• Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan dan maksiat. Wallahu a’lam…

Allahu Akbar… 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kedua: untuk Mendapatkan Akhirat kita harus berani mengorbankan dunia.
Bukan sebaliknya: untuk mendapatkan dunia kita harus mengorbankan akhirat, alisas dengan melanggar syari’at Islam. Ini juga keliru dan sesat.
Ingatlah kisah Nabi Ibrahim As ketika diperintah Allah untuk menyembelih puteranya ismail As.
• Adakah sesuatu yang paling dicintai manusia selain dari darah dagingnya sendiri?
• Adalah anak yang paling dicintai selain anak satu-satunya yang ia miliki?
• Adakah anak tunggal yang paling dicintai selain anak yang sudah lama dinanti-nanti kehadirannya serta diidam-idamkan, dan lahir ketika orang tua sudah lanjut usia?
• Adakah anak tunggal seperti tersebut diatas yang paling dic intai selain anak yang tampan, pintar dan berbakti?
• Tidak ada. Semua itu hanya ada pada diri Ismail As dan Nabi Ibrahim As. Namun demikian:
• Adakah itu semua lebih berharga daripada ridho Allah?
• Adakah kebahagiaan duniawi tersebut lebih berharga dari kebahagiaan ukhrowi?
• Adakah itu semua membuat Nabi Ibrahim As bimbang dan membangkang?
Oh… tidak. Ternyata tidak. Demi mendapatkan ridha Allah beliau rela mengobankan anak satu-satunya yang lebih berharga dari nyawanya sendiri. Bahkan tidak hanya itu, beliau sendiri yang akan menggenggam pedang dan menyembahkan. Subhanallah….
Seandainya bukan karena iman yang benar dan kokoh, tentu tidak akan sanggup berbuat demikian.
Allahhuakbar…..3x walilah hilhamd.
Di manakah diri kita dari kisah nabi IBRAHIM as ini?
Relah kita,atau pernahkah kita mengorbankan harta,raga jiwa untuk membeka aganma ALLAH dan untuk mencari rihdo ALLAH ? ataukah sebakiknya,guna untuk mendapatkan sejumlah uang kita rela melupakan ALLAH, rela meninggalkan ibadah,rela meninggalkan halal haram,atau bahkan kita rela menjual agama kita deengan harga vmurah? Nauzubilahah…….
Maaasirol muslimin rojimakumulooh….
KETIGA kita harus sabar dalam beibadah,atau dalam menjalankan syariatny iskam.
Mari kita ingat ketika sangbapak yang dengan belas kasihnya menawarkan: “wahai anakku,sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu,bagaimanakah pendapatmu? “: maka si anak yang sholeh itu,yang berbakti kepada allah dan orang tuanya dengan tegar,sabar dan tawakkal menjawab: “wahai ayah,kalau itu memang perinta allah maka lakukanlah, insyiallah saya akn sabar….(QS.ashShaffat :102).
Subhanallah …. Bapak dan anak sama-sama hebat, tunduk dan patuh kepada Allah SWT dengan sabar.
Allahu akbar….3X Allahu akbar walillahilhamd.
Ya Allah… sesungguhnya kita ini termasuk orang –orang yang zalim…… jangankan diancam ubutuk di kurangi gaji saja rela meninggalkan sholat. Di ancam akan di PHK saja kita rela berkhianat kepada allah. Kita ini benar benar zhalim… jangankan di ancam tidak ada ancaman dari siapapun kita rela meninggalkan sholat, dan muslima relah melepas jilbab. Hanya demi pekerjaan, demi jabatan, dan demi kekayaan yang bersifat sementara itu kita rela menerjang syariaat, kita rela hidup seperti hewan yang lepas dari kandang tanpa kendali. Ancaman allah tidak pernah kita hiraukan,justru kita remehkan, berbagai musibah sudah sering kita rasakan, tetapi hati ini sudah terlanjur bebal sehingga tidak bias mengambil ibroh(pelajaran). Kita kembali berjalan berlenggang kangkug,seolah tanpa dosa dan beban.
ALLAHUAKBAR….3X. walillahhilhamd.
Maasyirol muslimin rohimakumulloh.
Sekali lagi mari kita renungkan kisah nabi Ibrahim beserta ankanya,ismail ini, mari kita tanamkan dalam lubuk hati yang paling dalam. Ingatlah,sapa diri kita ini yang sebenarnya. Hanyalah seorang manusia yang hina, penuh noda dan dosa, tidak memiliki apa apa,dan pasti mati, kembali pada sang pencipta uintuk di periksa dan di hisab amal perbuatan kita.
Demi allah semua manusia pasti meruigi, semua sengsara dan menderita. Dengan susah payah mereka siang dan malam mereka berupaya mencari kebahagiaan, tetapi tidak pernah mendapatkannya.. kecuali orana orang yagn beriman dan beramal shoieh….(q.s al ashar: 1-13)




Oleh M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim
READ MORE - Khutbah Aidil Adha

Literature

Writen By: M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim/ PBI/III/F

Sense Devices
A metaphor is a figure of speech concisely expressed by comparing two things, saying that one is the otherThe English metaphor derives from the 16th c. Old French métaphore, from the Latin metaphora “carrying over”, Greek (μεταφορά) metaphorá “transfer”, from (μεταφέρω) metaphero “to carry over”, “to transfer” and from (μετά) meta “between” + (φέρω) phero, “to bear”, “to carry”. Moreover, metaphor also denotes rhetorical figures of speech that achieve their effects via association, comparison, and resemblance, e.g. antithesis, hyperbole, metonymy, and simile; all are species of metaphor.

Personification is an ontological metaphor in which a thing or abstraction is represented as a person.
The term "personification" may apply to:
A description of an inanimate object as being a living person or animal as in: "The sun shone brightly down on me as if she were shining for me alone". In this example the sun is depicted as if capable of intent, and is referenced with the pronoun "she" rather than "it".
An outstanding example of a quality or idea: "He's invisible, a walking personification of the Negative" (Ralph Ellison).
An artistic representation of an abstract quality or idea as a person, for example the four cardinal virtues or nine Muses.

A simile is a figure of speech comparing two unlike things, often introduced with the word "like" or "as".[1] Even though similes and metaphors are both forms of comparison, similes allow the two ideas to remain distinct in spite of their similarities, whereas metaphors compare two things without using "like" or "as". For instance, a simile that compares a person with a bullet would go as follows: "John was a record-setting runner and as fast as a speeding bullet." A metaphor might read something like, "John was a record-setting runner. That speeding bullet could zip past you without you even knowing he was there."

Sound Devices
Alliteration is a literary or rhetorical stylistic device that consists in repeating the same consonant sound at the beginning of several words in close succession. An example is the Mother Goose tongue-twister, "Peter Piper picked a peck of pickled peppers …"
Assonance and consonance are types of alliteration.
In poetry, alliteration may also refer to repetition of a consonant in any syllables that, according to the poem's meter, are stressed as if they occurred at the beginning of a word, as in James Thomson's verse "Come…dragging the lazy languid Line along".
Apostrophoe alliteration is usually distinguished from the mere repetition of the same sound in positions other than the beginning of each word — whether a consonant, as in "some mammals are clammy" (consonance) or a vowel, as in "yellow wedding bells" (assonance); but the term is sometimes used in these broader senses.[citation needed] Alliteration may also include the use of different consonants with similar properties (labials, dentals, etc.)

Assonance is refrain of vowel sounds to create internal rhyming within phrases or sentences, and together with alliteration and consonance serves as one of the building blocks of verse. For example, in the phrase "Do you like blue?", the /uː/ ("o"/"ou"/"ue" sound) is repeated within the sentence and is assonant.
Assonance is verse than prose. It is used in (mainly modern) English-language poetry, and is particularly important in Old French, Spanish and Celtic languages.
The eponymous student of Willy Russell's Educating Rita described it as "getting the rhyme wrong".

Rhythm (from french ῥυθμός – rhythmos, "any measured flow or movement, symmetry") is the variation of the length and accentuation of a series of sounds or other events. The study of rhythm, stress, and pitch in speech is called prosody; it is a topic in linguistics. Narmour (1980, p. 147–53) describes three categories of prosodic rules which create rhythmic successions which are additive (same duration repeated), cumulative (short-long), or countercumulative (long-short). Cumulation is associated with closure or relaxation, countercumulation with openness or tension, while additive rhythms are open-ended and repetitive. Richard Middleton points out this method cannot account for syncopation and suggests the concept of transformation.

Structural devices
Contrast is the dissimilarity or difference between things
• Contrast (linguistics), expressing distinctions between words
• Contrast (vision), the difference in color and light between parts of an image.
• Contrast (statistics)
• Contrast medium used to distinguish structures or fluids within a body, often shortened to just "contrast"
• Contrast ratio, a measure of a display system
• Display contrast, of electronic visual displays
An illustration is a visualization such as a drawing, painting, photograph or other work of art that stresses subject more than form. The aim of an illustration is to elucidate or decorate textual information (such as a story, poem or newspaper article) by providing a visual representation.
• Repetition is just the simple repetition of a word, within a sentence or a poetical line, with no particular placement of the words, this is to make emphasis. This is such a common literary device that it is almost never even noted as a figure of speech.
READ MORE - Literature

Haji

PANDUAN HAJI
Nov 26, '08 6:31 PM
for everyone
Haji adalah rukun Islam yang kelima. Firman Allah SWT.

“Sesungguhnya rumah (ibadah) yang pertama dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua alam. Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”(QS Ali Imron: 96-97)

Sesungguhnya ibadah haji adalah ibadah yang telah disyariatkan sejak Nabi Ibrahim AS. Perintah Allah pada Nabi Ibrahim AS.

“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.”(QS Al Hajj: 27)

Rasulullah SAW melakukan haji pada penghujung umur beliau (tahun ke-10 Hijriah), atau yang lebih dikenal dengan haji wada' (haji perpisahan). Pada hari tersebut Allah SWT menurunkan wahyu terakhir:

“.. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS Al Maidah: 3)

Sebelumnya beliau melaksanakan umrah pada tahun ke-6 Hijriah namun batal karena Kafir Quraisy (melahirkan Perjanjian Hidaibiyah), dan diganti pada tahun ke-7 Hijriah dan pada tahun ke-8 Hijirah.


Pelaksanaan Haji dan Umrah

Perbanyak melaksanakan ibadah, membaca Al Qur'an dan hal-hal yang disunnahkan. Dari tanah air, perbanyaklah dengan membaca talbiyah. Talbiyah adalah dzikir yang mengandung jawaban memenuhi panggilan Allah SWT. Bunyi talbiyah yang sering diucapkan :

Hamba datang menyahut panggilanMu, Ya Allah, hamba datang menyahut panggilanMu. Hambamu datang menyahut panggilanMu, Tuhan yang tiada ada sekutu bagiMu, hamba datang menyahut panggilanMu.Sesungguhnya segala pujian dan nikmat dan pemerintahan adalah kepunyaanMu, tidak ada sekutu bagiMu.


Umroh

Di Jeddah
1.jamaah mandi, wudhu dan mengenakan berpakaian ihrom.
2.melaksanakan sholat sunnah
3.berniat
4.bersiap-siap menuju ke Mekkah.

Di Mekkah
1.tiba lalu thowaf di ka'bah sebanyak 7 kali putaran, dimulai dari garis Hajar Aswad sambil bertakbir.
2.selesai thowaf, baiknya melaksanakan sholat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim.
3.menuju bukit Safa untuk melaksanakan sa'i (dari Safa ke Marwah bolak balik 7 kali).
4.bacalah doa dan bertakbir
5.mencukur atau menggunting rambut (tahallul).

Haji
Rukun haji meliputi:
1.niat
2.wukuf
3.tawaf
4.sa'i
5.bercukur
6.tertib

Wajib haji meliputi:
1.niat
2.meninggalkan perkara-perkara yang dilarang dalam berhaji
3.Mabit di Muzdalifah
4.melontar Jamratul Aqobah
5.Mabit di Mina
6.melontar 3 jamaraat pada hari-hari Tasyriq

Jadwal Haji
8 Dzulhijjah
Menuju Arafah untuk wukuf
Sebelumnya menuju ke Arafah, mengenakan pakaian ihrom dan berniat berhaji.
Di Arafah lakukanlah sholat dzuhur dan asar dengan dijama' qasar.

9 Dzulhijjah (sebelum terbenam matahari)
Menuju Muzdalifah
1.Berada di Muzdalifah pada malam hari (mabit)
2.Melaksanakan sholat magrib dan isya dengan jama' qasar.
3.Mengambil batu-batu kecil.
4.Melaksanakan sholat subuh.

10 Dzulhijjah (sebelum matahari terbit)
Menuju Mina
1.Melontar Jumrah Aqabah dengan tujuh batu kecil secara berturut-turut sambil bertakbir (mengucapkan: Bismillahi Allahu akbar) pada setiap kali lemparan.
2.Menyembelih hewan.
3.Mencukur atau menggunting rambut.
Catatan: Apabila telah selesai mencukur, berarti telah melaksanakan tahalul awal, maka sudah dibolehkan memakai pakaian biasa serta melakukan hal-hal yang tadinya menjadi larangan ihrom, kecuali berhubungan suami istri.

10 Dzulhijjah (selesai melaksanakan amalan di atas)
Menuju Masjid Al Haram
1.Melakukan tawaf ifadhah.
2.Melakukan sa'i.
Catatan:
Jika telah melaksanakan tawaf ifadhah dan sai maka diperbolehkan melakukan semua larangan ihrom termasuk berhubungan suami istri.
Tawaf Ifadhah dan sa'i ini boleh diakhirkan pelaksanaannya sampai lewat hari-hari Mina.

10 Dzulhijjah (setelah tawaf ifadah dan sa'i)
Kembali dan bermalam di Mina
1.Bermalam (mabit) pada malam 11 dan 12 Dzulhijjah.
2.Pada siang harinya melontar 3 Jumrah dimulai dari jumroh Ula (pertama), kemudian jumroh Wusto (tengah) dan terakhir jumrah Aqabah, masing-masing jumrah dilontar dengan tujuh batu kecil secara berturut-turut sambil mengucapkan takbir pada setiap kali lontaran.

12 Dzulhijjah (setelah melontar 3 jumrah)
1.Tawaf wada' (tawaf perpisahan) sebelum ziarah ke Madinah.
2.Ziarah ke Madinah Al Munawwaroh.

13 Dzulhijjah
ke Jeddah kemudian pulang ke tanah air
Semoga menjadi haji yang mabrur. Amiin...
READ MORE - Haji

Administrasi dan manajemen sekolah

KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penentu utama pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab apakah guru dan staf sekolah dapat bekerja secara optimal. Kultur sekolah dan kultur pembelajaran juga dibangun oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam berinteraksi dengan komunitasnya (Kepala sekolah, guru, dan staf).
bahwa kepala sekolah untuk jenjang dan jenis sekolah apapun, merupakan orang yang memiliki tanggung jawab utama, yaitu apakah guru dan staf dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Tugas-tugas kepala sekolah bersifat ganda, yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik langsung atau tidak langsung. Tugas-tugas dimaksud adalah mengkoordinasi, mengarahkan, dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat kompleks, yaitu
1. merumuskan tujuan dan sasaran-sasaran sekolah.
2. mengevaluasi kinerja guru.
3. mengevaluasi kinerja staf sekolah.
4. menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah.
5. membangun dan menciptakan iklim psikologis yang baik antar komunitas sekolah.
6. menjalin hubungan dan ketersentuhan kepedulian terhadap masyarakat.
7. membuat perencanaan bersama staf dan komunitas sekolah.
8. menyusun penjadwalan kerja.
9. mengatur masalah-masalah pembukuan.
10. melakukan negosiasi dengan pihak eksternal.
11. memecahkan konflik antarsesama guru dan antarpihak pada komunitas sekolah.
12. merima referal dari guru-guru dan staf sekolah untuk persoalan-persoalan yang tidak dapat mereka selesaikan.
13. memotivasi guru dan karyawan untuk tampil optimal.
14. melakukan fungsi supervisi pembelajaran atau pembinaan profesional.
15. melaksanakan kegiatan lain yang mendukung operasi sekolah.
SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH
Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan tersebut, Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimum tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat:

(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana.Standar sarana dan prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup:
1. kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah,
2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
PENGERTIAN
1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
2. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
3. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.
5. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran.
6. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar.
7. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru untuk setiap mata pelajaran.
8. Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru.
9. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.
10. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.
11. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat.
12. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendukung fungsi sekolah/madrasah.
13. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.
14. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah/madrasah meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.
15. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
16. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus.
17. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.
18. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.
19. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah.
20. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu. 21. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi sekolah/madrasah.
22. Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
23. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di sekolah/madrasah.
24. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.
25. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik.
26. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.
27. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah.
28. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan sekolah/madrasah.
29. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.
30. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas.
31. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.
PRASANA SEKOLAH
Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. tempat beribadah,
7. ruang UKS,8. jamban,
9. gudang,
10. ruang sirkulasi,
11. tempat bermain/berolahraga.
Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. ruang organisasi kesiswaan,
15. jamban,
16. gudang,
17. ruang sirkulasi,
18. tempat bermain/berolahraga
KEPENGAWASAN
Berdasarkan konsep dasar pengawasan maka disusun program kepengawasan yang mengacu pada visi, misi dan tujuan pendidikan (Renstra Pendidikan). Rekayasa program kepengawasan dipandang sebagai grand strategic dalam meningkatkan mutu prestasi belajar siswa, dan mutu kinerja sekolah. Isi rekayasa kepengawasan terdiri atas tiga komponen yaitu: (1) mutu kinerja sekolah dan mutu prestasi belajar, (2) metode kerja/teamwork, dan (3) perlengkapan kerja (tools). Hubungan ketiga komponen rancangan kepengawasan ditentukan oleh tiga faktor yaitu: 1) komitmen akan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, 2) kemampuan berkomunikasi internal dan eksternal, dan 3) budaya dan lingkungan akademik sekolah.
Unsur pengawasan sekolah meliputi meliputi 9 (sembilan) unsur berikut butir-butir kegiatannya, yaitu:
a. Menyusun program pengawasan sekolah yaitu: (1) identifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan kebijakan di bidang pendidikan, (2) pengolahan dan analisis hasil pengawasan, (3) perumusan rancangan, (4) pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan.
b. Melaksanakan pembinaan kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yaitu: (1) membina kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah dan administrasi sekolah, (2) Membina guru dalam merencanakan, melaksanakan, menilai proses dan hasil pembelajaran/bimbingan serta melaksanakan program tindak lanjut berdasarkan kurikulum yang berlaku, (3) Membina tenaga kependidikan lainnya (TAS, Tenaga Laboratorium, Tenaga Perpustakaan) dalam melaksanakan tugas pokoknya masing-masing, (4) membina kinerja sekolah dalam rangka persiapan akreditasi sekolah, (5) menerapkan berbagai inovasi pendidikan dan pembelajaran pada sekolah binaannya, (6) membimbing tugas pokok pengawas pada jenjang dibawahnya, (7) melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial pada sekolah nasional bertaraf internasional di dalam negeri dan sekolah Indonesia di luar negeri.
c. Menilai kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan lain dan sumber daya pendidikan yaitu: (1) menilai kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah dan administrasi sekolah, (2) menilai kinerja guru dalam hal merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembelajaran/bimbingan, (3) menilai kinerja tenaga kependidikan lainnya di sekolah.
d. Memantau sumber daya pendidikan meliputi sarana belajar, prasarana pendidikan, biaya , dan lingkungan sekolah disekolah binaannya yaitu: (1) memantau administrasi sekolah, (2) memantau pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan, (3) memantau pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional, (4) memantau pelaksanaan penerimaan siswa baru, (5) memantau pelaksanaan kegiatan program pengembangan diri, memantau sarana belajar, memantau pembiayaan sekolah.
e. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian dan pemantauan semua sekolah binaannya, yaitu: (1) membuat tabulasi data/ hasil penilaian dan atau pemantauan sumber daya pendidikan, (2) menghitung besaran data sesuai dengan unsur-unsur pengawasan, (3) Menafsirkan hasil perhitungan data berdasarkan kriteria penilaian/pemantauan, (4) membuat laporan hasil pengolahan data.
f. Mengevaluasi hasil-hasil pengawasan dari sekolah binaannya yaitu: (1) hasil-hasil penilaian, (2) hasil-hasil pemantauan, (3) hasil-hasil pembinaan,
g. Menyusun laporan hasil pengawasan yaitu: (1) menyusun laporan hasil pengawasan setiap sekolah, (2) menyusun laporan hasil pengawasan seluruh sekolah.
h. Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan untuk bahan pengawasan berikutnya yaitu: (1) hasil-hasil penilaian, (2) hasil-hasil pemantauan, (3) hasil-hasil pembinaan.
i. Melaksanakan tugas di daerah terpencil/khusus

Dalam menyusun program kepengawasan hendaknya pengawas sekolah menyesuaikan dengan kompetensi yang harus dimiliki khususnya kompetensi supervisi manajerial pengawas sekolah, yaitu:

1. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi tujuan dan program pendidikan di sekolah.
3. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan sekolah.
4. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah.
5. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
6. Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah.
7. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah.
8. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah.
3. Pengertian
Program Kerja Kepengawasan adalah rencana yang disusun oleh pengawas sekolah, berisi berbagai jenis kegiatan yang diselenggarakan berdasarkan tujuan, sasaran (target), metodologi, dan jangka waktu dan hasil yang akan dicapai sebagai arah dalam melakukan tindakan dalam jangka waktu tertentu.
READ MORE - Administrasi dan manajemen sekolah

Selasa, 15 Desember 2009

yayank menir

yayank kngen bnget ma kamu ..........
READ MORE - yayank menir

rindu ku .........

qu ratapi ht neyg sdang trbakar api rndu .. tk knjung jua pdam trsapu .. trbelanggu qu dlm ksendirian .. hnya sepi yng mnyelimuti kalbu .. rsah ,, glisah .. yg smakin membara dalam hti .. tnpa qu tau pa yng hrus qu lkukan ..?? hnya byang mu yng slalu da dalam angan qu .. hnya blaian lmbut mu yng qu damba dan ingin slalu qu rasa kan .. angin rndu smpaikan lah slam rndu qu pda nya ......... i miss you so much honey ......... i love you forever ...
READ MORE - rindu ku .........