Allahu Akbar….3 X Allahu Akbar Walillahil Hamd.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Alhamdulilla, bersyukur kita kepada Allah swt pada pagi hari ini kita dikaruniai Allah swt kesempatan unutk menyambut hari raya Idul Adha, setelah kaum muslimin sedunia melakukan wukuf di Padang Arofah dan setelah umat Islam melaksanakan puasa sunnah mulai tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, khususnya tanggal 8 dan 9 yaitu hari Tarwiyah dan Arofah.
Walaupun dalam keadaan bagaimana, setiap ia datang kita sambut Idul Adha ini dengan rasa syukur. Kita sambut dengan menyerukan satu jalinan kalimat-kalimat suci dan mengumandangkan rajutan benang-benang tauhid.
• Kalimat takbir (Allahu akbar), mengagungkan Allah Yang Maha
Besar.
• Kalimat tauhid (Lailahaillah), mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
• Kalimat tahmid (Allahdulillah), mensyukuri nikmat Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah.
Allahu Akbar…. 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Manusia yang bermacam-macam rupa, warna, bahasa, bangsa Negara dan agama mempunyai satu kesatuan (kesamaan), yaitu kesamaan tujuan dalam hidup. Mereka yang bermacam-macam pekerjaan, profesi dan tingkat pendidikan itu, ternyata yang mereka cari hanya satu yaitu ketentraman, kedamaian, dan kebahagian.
Kita ketahui, bahwa manusia tidak akan mencapai kebahagian yang hakiki di dunia dan akhirat kecuai hanya melalui satu jalan, yaitu al-Islam, Baginda RAsul saw bersabda:
”Sungguh beruntung orang-orang yang bersarah diri (masuk Islam), diberi rezki yang cukup, dan diberikan perasaan puas oleh Allah (qanaah) atas apa yang telah Dia berikan kepadanya.” (HR. Ahmad dan Muslim).
Dalam riwayat lain Nabi saw bersabda:
“Sungguh beruntung orang yang mendapat petunjuk ke dalam islam, dan hidup berkecukupan, serta mereasa pusas atas pembverian Allah (qanaah),” (HR. Turmudzi dan Nasa’I, Ibnu Majah).
maka, sekali lagi, jalan satu-satunya untuk meraih kebahagian hakiki menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya adalah melalui jalan Islam. Analoginya, bumi ini kita ibaratkan sebagai agama Islam, tanahnya bagaikan hati manusia, dan bibit tanamannya bagaikan benih iman, sedangkan pupuknya bagikan siraman rohani dan kajian terhadap islam. Kalau kita bercocok tanam maka jangalah bercocok tanam di ruang angkasa atau diplanet lain, tetapi tanamlah di planet bumi. Kemudaian, kalau bercocok tanam di bumi, maka pilihlah tanah yang subut, bukan tanah yang tandus, kalau kurang subur maka suburkanlah dengan pupuk semestinya.
Kalau benih iman sudah bertunas, maka rawat dan pupuklah agar ia tumbuh normal, pohonnya segar dan buahnya besar.
Sejauh mana kita mampu memadukan keempat unsure tadi, maka sejauh itu pula kita akan mendapatkan buah kebahagian, dan kita akan menjadi manusia yang manusiawi, dan masyarakat yang diberkati.
Allahu Akbar… 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Sesungguhnya kebahagiaan itu tidak diperoleh dengan mengumbar hawa nafsu, memuaskan sahawat dan menumpuk harta. Akan tetapi kebahagiaan itu diperoleh dengan himmah (gairah Hidup), pola piker dan pola hidup yang Islami.
Orang yang bodoh terhadap agama serta rapuh imannya, selamanya tidak akan mendapatkan kebahagiaan hakiki. Justru semakin kaya, ia semakin bertambah sengsara dan menderita.
Allah swt menegaskan bahwa kebahagiaan sejati itu hanya diperoleh melalui iman dan taqwa dalam firman-Nya yang artinya:
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS. An-Nahl: 97).
Dan Allah swt berfirman yang artinya:
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dian memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
Allahu Akbar… 3x
Ma’asyiral Muslimin rahinakumullah.
Dalam rangka menggapai kebahagiaan sejati Isaln mengajarkan kepada kita beberapa hal, yaitu:
Pertama: carilah kehidupan akhirat, tetapi jangan lupa kehiduapn duniamu.
Jadi, bukan: carilah kehidupan duniamu tetapi tangan melupakan akhriat. Itu terbalik dan keliru. Allah Swt berfirman yang artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangalh kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan brerbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan jangalah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesunggguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77).
Maksud dari ayat tersebut ialah:
• Gunakanlah nikmat badan, akal dan harta yang telah dianugerahkan Allah kepada kita ini untuk mencari ridho Allah, taat kepada-Nya dalam bentuk ibadah harta serta mengikuti hokum-hukum-Nya.” Tetapi sisakanlah, jangan lupa “sisakan” untuk sededar kehiduapn duniamu, tempat tinggal dan keuargamu.
• Baiklah kepada sesama muslim dan kepada sesame makhluk Allah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.
• Janganlah berbagai nikmat Allah tersebut, yang telah dianugerahkan Allah kepaedamu itu, kita gunakan untuk berbuat kerusaskan dan kemaksiatan di muka bumi Allah ini.
• Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan dan maksiat. Wallahu a’lam…
Allahu Akbar… 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kedua: untuk Mendapatkan Akhirat kita harus berani mengorbankan dunia.
Bukan sebaliknya: untuk mendapatkan dunia kita harus mengorbankan akhirat, alisas dengan melanggar syari’at Islam. Ini juga keliru dan sesat.
Ingatlah kisah Nabi Ibrahim As ketika diperintah Allah untuk menyembelih puteranya ismail As.
• Adakah sesuatu yang paling dicintai manusia selain dari darah dagingnya sendiri?
• Adalah anak yang paling dicintai selain anak satu-satunya yang ia miliki?
• Adakah anak tunggal yang paling dicintai selain anak yang sudah lama dinanti-nanti kehadirannya serta diidam-idamkan, dan lahir ketika orang tua sudah lanjut usia?
• Adakah anak tunggal seperti tersebut diatas yang paling dic intai selain anak yang tampan, pintar dan berbakti?
• Tidak ada. Semua itu hanya ada pada diri Ismail As dan Nabi Ibrahim As. Namun demikian:
• Adakah itu semua lebih berharga daripada ridho Allah?
• Adakah kebahagiaan duniawi tersebut lebih berharga dari kebahagiaan ukhrowi?
• Adakah itu semua membuat Nabi Ibrahim As bimbang dan membangkang?
Oh… tidak. Ternyata tidak. Demi mendapatkan ridha Allah beliau rela mengobankan anak satu-satunya yang lebih berharga dari nyawanya sendiri. Bahkan tidak hanya itu, beliau sendiri yang akan menggenggam pedang dan menyembahkan. Subhanallah….
Seandainya bukan karena iman yang benar dan kokoh, tentu tidak akan sanggup berbuat demikian.
Allahhuakbar…..3x walilah hilhamd.
Di manakah diri kita dari kisah nabi IBRAHIM as ini?
Relah kita,atau pernahkah kita mengorbankan harta,raga jiwa untuk membeka aganma ALLAH dan untuk mencari rihdo ALLAH ? ataukah sebakiknya,guna untuk mendapatkan sejumlah uang kita rela melupakan ALLAH, rela meninggalkan ibadah,rela meninggalkan halal haram,atau bahkan kita rela menjual agama kita deengan harga vmurah? Nauzubilahah…….
Maaasirol muslimin rojimakumulooh….
KETIGA kita harus sabar dalam beibadah,atau dalam menjalankan syariatny iskam.
Mari kita ingat ketika sangbapak yang dengan belas kasihnya menawarkan: “wahai anakku,sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu,bagaimanakah pendapatmu? “: maka si anak yang sholeh itu,yang berbakti kepada allah dan orang tuanya dengan tegar,sabar dan tawakkal menjawab: “wahai ayah,kalau itu memang perinta allah maka lakukanlah, insyiallah saya akn sabar….(QS.ashShaffat :102).
Subhanallah …. Bapak dan anak sama-sama hebat, tunduk dan patuh kepada Allah SWT dengan sabar.
Allahu akbar….3X Allahu akbar walillahilhamd.
Ya Allah… sesungguhnya kita ini termasuk orang –orang yang zalim…… jangankan diancam ubutuk di kurangi gaji saja rela meninggalkan sholat. Di ancam akan di PHK saja kita rela berkhianat kepada allah. Kita ini benar benar zhalim… jangankan di ancam tidak ada ancaman dari siapapun kita rela meninggalkan sholat, dan muslima relah melepas jilbab. Hanya demi pekerjaan, demi jabatan, dan demi kekayaan yang bersifat sementara itu kita rela menerjang syariaat, kita rela hidup seperti hewan yang lepas dari kandang tanpa kendali. Ancaman allah tidak pernah kita hiraukan,justru kita remehkan, berbagai musibah sudah sering kita rasakan, tetapi hati ini sudah terlanjur bebal sehingga tidak bias mengambil ibroh(pelajaran). Kita kembali berjalan berlenggang kangkug,seolah tanpa dosa dan beban.
ALLAHUAKBAR….3X. walillahhilhamd.
Maasyirol muslimin rohimakumulloh.
Sekali lagi mari kita renungkan kisah nabi Ibrahim beserta ankanya,ismail ini, mari kita tanamkan dalam lubuk hati yang paling dalam. Ingatlah,sapa diri kita ini yang sebenarnya. Hanyalah seorang manusia yang hina, penuh noda dan dosa, tidak memiliki apa apa,dan pasti mati, kembali pada sang pencipta uintuk di periksa dan di hisab amal perbuatan kita.
Demi allah semua manusia pasti meruigi, semua sengsara dan menderita. Dengan susah payah mereka siang dan malam mereka berupaya mencari kebahagiaan, tetapi tidak pernah mendapatkannya.. kecuali orana orang yagn beriman dan beramal shoieh….(q.s al ashar: 1-13)
Oleh M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim
READ MORE - Khutbah Aidil Adha
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Alhamdulilla, bersyukur kita kepada Allah swt pada pagi hari ini kita dikaruniai Allah swt kesempatan unutk menyambut hari raya Idul Adha, setelah kaum muslimin sedunia melakukan wukuf di Padang Arofah dan setelah umat Islam melaksanakan puasa sunnah mulai tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, khususnya tanggal 8 dan 9 yaitu hari Tarwiyah dan Arofah.
Walaupun dalam keadaan bagaimana, setiap ia datang kita sambut Idul Adha ini dengan rasa syukur. Kita sambut dengan menyerukan satu jalinan kalimat-kalimat suci dan mengumandangkan rajutan benang-benang tauhid.
• Kalimat takbir (Allahu akbar), mengagungkan Allah Yang Maha
Besar.
• Kalimat tauhid (Lailahaillah), mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
• Kalimat tahmid (Allahdulillah), mensyukuri nikmat Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah.
Allahu Akbar…. 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Manusia yang bermacam-macam rupa, warna, bahasa, bangsa Negara dan agama mempunyai satu kesatuan (kesamaan), yaitu kesamaan tujuan dalam hidup. Mereka yang bermacam-macam pekerjaan, profesi dan tingkat pendidikan itu, ternyata yang mereka cari hanya satu yaitu ketentraman, kedamaian, dan kebahagian.
Kita ketahui, bahwa manusia tidak akan mencapai kebahagian yang hakiki di dunia dan akhirat kecuai hanya melalui satu jalan, yaitu al-Islam, Baginda RAsul saw bersabda:
”Sungguh beruntung orang-orang yang bersarah diri (masuk Islam), diberi rezki yang cukup, dan diberikan perasaan puas oleh Allah (qanaah) atas apa yang telah Dia berikan kepadanya.” (HR. Ahmad dan Muslim).
Dalam riwayat lain Nabi saw bersabda:
“Sungguh beruntung orang yang mendapat petunjuk ke dalam islam, dan hidup berkecukupan, serta mereasa pusas atas pembverian Allah (qanaah),” (HR. Turmudzi dan Nasa’I, Ibnu Majah).
maka, sekali lagi, jalan satu-satunya untuk meraih kebahagian hakiki menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya adalah melalui jalan Islam. Analoginya, bumi ini kita ibaratkan sebagai agama Islam, tanahnya bagaikan hati manusia, dan bibit tanamannya bagaikan benih iman, sedangkan pupuknya bagikan siraman rohani dan kajian terhadap islam. Kalau kita bercocok tanam maka jangalah bercocok tanam di ruang angkasa atau diplanet lain, tetapi tanamlah di planet bumi. Kemudaian, kalau bercocok tanam di bumi, maka pilihlah tanah yang subut, bukan tanah yang tandus, kalau kurang subur maka suburkanlah dengan pupuk semestinya.
Kalau benih iman sudah bertunas, maka rawat dan pupuklah agar ia tumbuh normal, pohonnya segar dan buahnya besar.
Sejauh mana kita mampu memadukan keempat unsure tadi, maka sejauh itu pula kita akan mendapatkan buah kebahagian, dan kita akan menjadi manusia yang manusiawi, dan masyarakat yang diberkati.
Allahu Akbar… 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Sesungguhnya kebahagiaan itu tidak diperoleh dengan mengumbar hawa nafsu, memuaskan sahawat dan menumpuk harta. Akan tetapi kebahagiaan itu diperoleh dengan himmah (gairah Hidup), pola piker dan pola hidup yang Islami.
Orang yang bodoh terhadap agama serta rapuh imannya, selamanya tidak akan mendapatkan kebahagiaan hakiki. Justru semakin kaya, ia semakin bertambah sengsara dan menderita.
Allah swt menegaskan bahwa kebahagiaan sejati itu hanya diperoleh melalui iman dan taqwa dalam firman-Nya yang artinya:
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS. An-Nahl: 97).
Dan Allah swt berfirman yang artinya:
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dian memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
Allahu Akbar… 3x
Ma’asyiral Muslimin rahinakumullah.
Dalam rangka menggapai kebahagiaan sejati Isaln mengajarkan kepada kita beberapa hal, yaitu:
Pertama: carilah kehidupan akhirat, tetapi jangan lupa kehiduapn duniamu.
Jadi, bukan: carilah kehidupan duniamu tetapi tangan melupakan akhriat. Itu terbalik dan keliru. Allah Swt berfirman yang artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangalh kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan brerbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan jangalah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesunggguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77).
Maksud dari ayat tersebut ialah:
• Gunakanlah nikmat badan, akal dan harta yang telah dianugerahkan Allah kepada kita ini untuk mencari ridho Allah, taat kepada-Nya dalam bentuk ibadah harta serta mengikuti hokum-hukum-Nya.” Tetapi sisakanlah, jangan lupa “sisakan” untuk sededar kehiduapn duniamu, tempat tinggal dan keuargamu.
• Baiklah kepada sesama muslim dan kepada sesame makhluk Allah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.
• Janganlah berbagai nikmat Allah tersebut, yang telah dianugerahkan Allah kepaedamu itu, kita gunakan untuk berbuat kerusaskan dan kemaksiatan di muka bumi Allah ini.
• Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan dan maksiat. Wallahu a’lam…
Allahu Akbar… 3x Allahu Akbar walillahil Hamd.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kedua: untuk Mendapatkan Akhirat kita harus berani mengorbankan dunia.
Bukan sebaliknya: untuk mendapatkan dunia kita harus mengorbankan akhirat, alisas dengan melanggar syari’at Islam. Ini juga keliru dan sesat.
Ingatlah kisah Nabi Ibrahim As ketika diperintah Allah untuk menyembelih puteranya ismail As.
• Adakah sesuatu yang paling dicintai manusia selain dari darah dagingnya sendiri?
• Adalah anak yang paling dicintai selain anak satu-satunya yang ia miliki?
• Adakah anak tunggal yang paling dicintai selain anak yang sudah lama dinanti-nanti kehadirannya serta diidam-idamkan, dan lahir ketika orang tua sudah lanjut usia?
• Adakah anak tunggal seperti tersebut diatas yang paling dic intai selain anak yang tampan, pintar dan berbakti?
• Tidak ada. Semua itu hanya ada pada diri Ismail As dan Nabi Ibrahim As. Namun demikian:
• Adakah itu semua lebih berharga daripada ridho Allah?
• Adakah kebahagiaan duniawi tersebut lebih berharga dari kebahagiaan ukhrowi?
• Adakah itu semua membuat Nabi Ibrahim As bimbang dan membangkang?
Oh… tidak. Ternyata tidak. Demi mendapatkan ridha Allah beliau rela mengobankan anak satu-satunya yang lebih berharga dari nyawanya sendiri. Bahkan tidak hanya itu, beliau sendiri yang akan menggenggam pedang dan menyembahkan. Subhanallah….
Seandainya bukan karena iman yang benar dan kokoh, tentu tidak akan sanggup berbuat demikian.
Allahhuakbar…..3x walilah hilhamd.
Di manakah diri kita dari kisah nabi IBRAHIM as ini?
Relah kita,atau pernahkah kita mengorbankan harta,raga jiwa untuk membeka aganma ALLAH dan untuk mencari rihdo ALLAH ? ataukah sebakiknya,guna untuk mendapatkan sejumlah uang kita rela melupakan ALLAH, rela meninggalkan ibadah,rela meninggalkan halal haram,atau bahkan kita rela menjual agama kita deengan harga vmurah? Nauzubilahah…….
Maaasirol muslimin rojimakumulooh….
KETIGA kita harus sabar dalam beibadah,atau dalam menjalankan syariatny iskam.
Mari kita ingat ketika sangbapak yang dengan belas kasihnya menawarkan: “wahai anakku,sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu,bagaimanakah pendapatmu? “: maka si anak yang sholeh itu,yang berbakti kepada allah dan orang tuanya dengan tegar,sabar dan tawakkal menjawab: “wahai ayah,kalau itu memang perinta allah maka lakukanlah, insyiallah saya akn sabar….(QS.ashShaffat :102).
Subhanallah …. Bapak dan anak sama-sama hebat, tunduk dan patuh kepada Allah SWT dengan sabar.
Allahu akbar….3X Allahu akbar walillahilhamd.
Ya Allah… sesungguhnya kita ini termasuk orang –orang yang zalim…… jangankan diancam ubutuk di kurangi gaji saja rela meninggalkan sholat. Di ancam akan di PHK saja kita rela berkhianat kepada allah. Kita ini benar benar zhalim… jangankan di ancam tidak ada ancaman dari siapapun kita rela meninggalkan sholat, dan muslima relah melepas jilbab. Hanya demi pekerjaan, demi jabatan, dan demi kekayaan yang bersifat sementara itu kita rela menerjang syariaat, kita rela hidup seperti hewan yang lepas dari kandang tanpa kendali. Ancaman allah tidak pernah kita hiraukan,justru kita remehkan, berbagai musibah sudah sering kita rasakan, tetapi hati ini sudah terlanjur bebal sehingga tidak bias mengambil ibroh(pelajaran). Kita kembali berjalan berlenggang kangkug,seolah tanpa dosa dan beban.
ALLAHUAKBAR….3X. walillahhilhamd.
Maasyirol muslimin rohimakumulloh.
Sekali lagi mari kita renungkan kisah nabi Ibrahim beserta ankanya,ismail ini, mari kita tanamkan dalam lubuk hati yang paling dalam. Ingatlah,sapa diri kita ini yang sebenarnya. Hanyalah seorang manusia yang hina, penuh noda dan dosa, tidak memiliki apa apa,dan pasti mati, kembali pada sang pencipta uintuk di periksa dan di hisab amal perbuatan kita.
Demi allah semua manusia pasti meruigi, semua sengsara dan menderita. Dengan susah payah mereka siang dan malam mereka berupaya mencari kebahagiaan, tetapi tidak pernah mendapatkannya.. kecuali orana orang yagn beriman dan beramal shoieh….(q.s al ashar: 1-13)
Oleh M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim