Kamis, 19 November 2009

Yayangku..cintaku



READ MORE - Yayangku..cintaku

Pendidikan di Jepang

Mengaca pada Pendidikan di Jepang

Dunia pendidikan di Negara kita saat ini sudah mulai menunjukkan perkembangan yang berarti. Berbagai sekolah dengan inovasi baru pun dibuka. Benarkah ini menunjukkan bahwa masyarakat kita sudah mulai memahami pentingnya pendidikan bagi kehidupan bangsa ini?. Ataukah ini hanya lahan baru untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya?. Terlepas dari memahami atau tidak, yang terpenting adalah adanya kemajuan yang nyata dalam dunia pendidikan.
Jika kita melihat sejarah pendidikan di Jepang sebelum Restorasi Meiji, pendidikan pada awalnya berdasarkan sistem masyarakat feodal, yaitu pendidikan untuk samurai, petani, tukang, pedagang, serta rakyat jelata. Kegiatan ini dilaksanakan di kuil dengan bimbingan para pendeta Budha yang terkenal dengan sebutan Terakoya (sekolah kuil). Mirip dengan pesantren di Indonesia.
Setelah itu Jepang terus mengadakan reformasi pendidikan guna menjadikan bangsa itu sejajar dengan dunia barat, yang telah lebih dulu maju. Setelah Restorasi Meiji pemerintah gencar menerbitkan dan menerjemahkan berbagai macam buku serta mengirimkan pelajar ke berbagai negara untuk mendalami berbagai bidang ilmu. Usaha ini akhirnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Kemajuan pendidikan di Negara ini ternyata dibarengi dengan kemajuan industri yang menjadikan Jepang sebagai negara industri nomor satu di Asia.
Apa yang menjadikan Jepang menjadi demikian hebatnya?.Pada dasarnya pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang erat hubungannya. Kebudayaan positif tentunya akan mampu mendidik dan membentuk karakter seseorang. Ciri khas bangsa Jepang adalah kehausan mereka akan ilmu yang tak pernah terpuaskan. Karena itu tidak heran bila kehidupan sehari-hari bangsa Jepang tidak akan lepas dari membaca. Di stasiun, perpustakaan, di jalan, atau secara ekstremnya dikatakan, di mana ada kehidupan, di situ mereka membaca. Bahkan hingga saat ini, koran adalah bacaan wajib mereka setiap hari. Ini merupakan budaya yang sangat positif dan patut kita tiru.
Menurut Wiliam K. Cummings, Jepang berhasil merombak masyarakat melalui pendidikan melalui beberapa faktor antara lain :
1. perhatian pada pendidikan datang dari pelbagai macam pihak
2. sekolah Jepang tidak mahal
3. tidak ada diskriminasi terhadap sekolah
4. kurikulum sekolah Jepang amat berat
5. sekolah sebagai unit pendidikan
6. guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan
7. guru Jepang penuh dedikasi
8. guru Jepang merasa wajib memberi pendidikan "manusia seutuhnya
9. guru Jepang bersikap adil
Jika kita bandingkan dengan fenomena yang terjadi di Negara kita, beberapa hal tersebut di atas tampak sangat bertolak belakang.
Menurut Danasasmita ada beberapa karakteristik yang mendorong bangsa ini maju. Ini dibuktikan dengan beberapa ucapan
1. arigatoo [terima kasih]. Orang Jepang menghargai jasa orang lain
2. otsukaresamadeshita [maaf, Anda telah bersusah payah]. Orang Jepang menghargai hasil pekerjaan orang lain
3. ganbatte kudasai [berusahalah!]. Perlunya setiap orang harus berusaha
4. semangat bushido [semangat kesatria]. Orang Jepang punya semangat yang tidak pernah luntur, tahan banting, dan tidak mau menyerah
Yang paling penting, pendidikan tidak hanya sekedar proses belajar-mengajar saja, tetapi proses penyadaran untuk menjadikan manusia seutuhnya. Bukan hanya menjadikan manusia sebagai produk keluaran dari sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan adalah sebuah sarana untuk menjadikan manusia sebagai "manusia yang sadar diri" dalam sebuah generasi. Manusia yang mengerti apa yang seharusnya dilakukan atau tidak, apa yang baik dan jelek serta mengetahui mana yang hak atau kewajiban. Melahirkan manusia yang seperti ini adalah hakikat dari sebuah pendidikan.
Pada dekade 70-an Negara kita merupakan negara percontohan dalam bidang pendidikan. Bahkan dosen-dosen kita banyak yang diekspor ke Malaysia. Kini mereka bisa mendendangkan yel-yel "Malaysia Truly Asia", karena siapa?. Sungguh miris mengenang semua itu. Tapi sebagai generasi penerus, kita harus yakin bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki semua itu. Jepang yang pernah luluh lantak ketika Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu bisa menjadi nomor satu di Asia. Kenapa kita tidak mengaca kepadanya?.
READ MORE - Pendidikan di Jepang

Jason Mraz

M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim and Sholiha Uswatun Hasanah

Artist : Jason Mraz

Song Title : I'm Yours

Well you done done me and you bet I felt it
I tried to be chill but you're so hot that I melted
I fell right through the cracks
And now I'm trying to get back
Before the cool done run out
I'll be giving it my bestest
Nothing's going to stop me but divine intervention
I reckon it's again my turn to win some or learn some

I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm yours

Well open up your mind and see like me
Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find love love love
Listen to the music of the moment maybe sing with me
I love peaceful melody
It's your God-forsaken right to be loved love loved love loved

So I won't hesitate no more, no more
It cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours

I've been spending way too long checking my tongue in the mirror
And bending over backwards just to try to see it clearer
My breath fogged up the glass
And so I drew a new face and laughed
I guess what i'ma saying is there ain't no better reason
To rid yourself of vanity and just go with the seasons
It's what we aim to do
Our name is our virtue

I won't hesitate no more, no more
It cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours

Well no no, well open up your mind and see like me
Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find the sky is yours
Listen to the music of the moment come and dance with me
A lá one big family (2nd time: A lá happy family; 3rd time: A lá peaceful melody)
It's your God-forsaken right to be loved love love love

I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours

No please, don't complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours

No please, don't hesitate
No more, no more
It cannot wait
The sky is yours!

READ MORE - Jason Mraz

Minggu, 15 November 2009

Yayangku



Assalamualaikum cmua.....

Kaifa halukuuum?
READ MORE - Yayangku

Selasa, 10 November 2009

UNIVERSITY KEBANGSAAN MALAYSIA


Written by: M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim

PBI / 1 / F

JERUSALEM – With the guns falling silent in Gaza, stabilizing the war-ravaged territory will require more than just stemming the flow of weapons to Hamas — Israel must also do something for the Palestinians who live there.

Three weeks of punishing air and ground assaults in Gaza might buy Israel a period of quiet by making Hamas think twice before firing rockets again. But in the long run, moderation is unlikely to flourish in Gaza with so many lives shattered and the territory's borders closed to all trade.

More than 1,200 Palestinians were killed and much of Gaza was flattened before the two sides declared a fragile truce. Now, some are wondering if brutal deterrence might be canceled out by the hatred it causes.

"What we have to be concerned about is the radicalization that flows from violence and the impact on the mindset, outlook and orientation of the people," said John Ging, the U.N. point person in the Gaza Strip.

Israel stressed throughout the war that it was not targeting civilians and that the reason so many of them died — more than 800, according to the Palestinian Center for Human Rights — is because militants hid among them.

Yet it's no secret that a top war aim was to make attacks on Israel so costly that no one would dare contemplate them. It's a logic of deterrence that also played a part in Israel's 2006 war against Lebanon's Hezbollah guerrillas: inflicting enough pain on the general population so that they in turn pressure militants to stop firing rockets on Israel.

This is powerful logic for Israelis, who see themselves as a besieged nation surrounded by enemies who want them dead. Given the rocket attacks from both Hezbollah and Hamas — and the suicide bombing campaigns that killed hundreds of Israelis — their fears are not misplaced.

Many Israelis believe Iranian proxies such as Hezbollah and Hamas can never be diverted from their stated goal of eliminating the Jewish state no matter how much goodwill Israel might show.

"If we want to make this issue go away, it must disappear — Hamas or other terrorists organizations like it," Israeli author Yossi Klein Halevi said.Such feelings are reflected in Israelis' overwhelming support for the Gaza offensive, despite worldwide protests over its toll on Palestinian civilians.

Yet even if the offensive leads to a year or two of quiet on Israel's southern border, as the Lebanon war has done in the north, it can be argued that seeds have been planted for a bitter crop.

"The children follow what's going on, they know what's going on," said Maher Labbad, a 44-year-old human rights worker and father of six in Gaza. "They say: The Jews are shelling. The Jews are destroying people's houses. They know who it is. It's the Jews."

"I try not to teach revenge or negative thoughts, but they adopt it naturally from other children, their brothers. It's deep within them, that they are the enemy," he said.

Giving hope to such children could serve Israel's long-term security interests as much as any war.

Yossi Alpher, a former agent of the Israeli spy agency Mossad, argues that Israel should end the economic blockade of Gaza imposed after the Islamic militants violently seized power there 18 months ago, saying it did nothing to improve Israel's security.

"It didn't make Gazans love Hamas less or support it less. It didn't break the back of Hamas," said Alpher, who co-directs Bitterlemons.com, an academic forum that promotes Israeli-Palestinian dialogue.

Israel launched its Gaza offensive on Dec. 27 in response to Hamas' rockets, which the militants fired largely because they wanted to force Israel to lift the blockade that has crippled Gaza's economy.

Gaza and its 1.4 million people are surrounded by Israeli and Egyptian fences that keep anyone from going in and out — and Israeli patrol boats deny access by sea.

A longer-term cease-fire deal being discussed in Egypt would give Israel assurances that Hamas will no longer smuggle weapons into Gaza. It also foresees the opening of Gaza's border to people and trade.

That has the potential to cement Hamas' power in Gaza by easing the economic pressure on it. But it could vastly reduce regional tensions and provide a better life to Gazans, 80 percent of whom rely on U.N. food aid to survive.

The emerging deal could also help pave the way for moderate Palestinians to regain a foothold in Gaza by bringing in Fatah, a rival of Hamas, to help manage the territory's crossing into Egypt.

Hamas wrested control of Gaza from the Western-backed Fatah movement in June 2007, leaving President Mahmoud Abbas of Fatah in charge of just the West Bank, which together with Gaza is supposed to one day make up a Palestinian state. Hamas is shunned by the international community, while Abbas is welcomed in capitals around the world.

Bringing Fatah back to Gaza would be crucial to U.S.-sponsored peace talks between Abbas and Israel, as no final peace deal is likely to be implemented with the Palestinians divided in two.

____

Steven Gutkin is the AP bureau chief in Israel and the Palestinian territories. AP correspondent Diaa Hadid contributed to this report.

READ MORE - UNIVERSITY KEBANGSAAN MALAYSIA

Psikologi Pendidikan



1.Pengertian Psikologi Pendidikan

Secara etimologis, psikologi berasal dari 2 kata bahasa yunani yaitu, “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Tetapi arti “ilmu jiwa” masih belum jelas. Karena ketidakjelasan itu, sering timbul berbagai pendapat mengenai definisi psikologi yang saling berbeda. Diantaranya:

· Clifford T. Morgan :

“Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan”.

· Edwim G. Boring dan Herbert S. Langefeld :

“Psikologi adalah study tentang hakikat manusia”

· Garden Murphy :

“Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya”.

Jika dilihat kembali definisi-defini diatas, walaupun berbeda-beda, pada hakikatnya memiliki beberapa persamaan dan dapat disimpulkan. Definisi psikologi adalah “ Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan”.

Adapun mengenai pendidikan, berasal dari kata “Didik” yang mendapat imbuhan “Me” sehingga menjadi ‘mendidik” yang artinta memelihara dan memberi latihan. Pengertian “pendidikan” menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam bahasa inggris, education artinyaproses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.sedangkan dalam dictionary of phsichology, pendidkan diartikan sebagai tahap kegiatan yang bersifat kelembagaaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Sebagai gambaran dari pengertian psikologi dan pengertian pendidikan, dapat kita kemukakan sebuah definisi sebagai berikut:

Ilmu jiwa pendidikan adalah : Ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang tingkah laku individu dalam situasi pendidikan.

Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya :

  • Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
  • Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.
  • Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)
  • Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
  • Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
  • Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan

Disamping jenis – jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :

  • Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
  • Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
  • Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.

Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.

2. Objek Psikologi Pendidikan

Berkenaan dengan objek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, objek psikologi pendidikan ditujukan kepada manusia, yaitu tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Baik pendidikan di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.

Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.

Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

3.Tujuan Psikologi Pendidikan

Bila ditinjau dari segi tujuan, psikologi pendidikan bertujuan menyelidiki tingkah laku individu sebagai gejala-gejala kejiwaan, agar dengan pengetahuan tersebut dapat membantu serta mengarahkan belajar individu sesuai dengan tujuan pendidikan. melalui pertimbangan - pertimbangan psikologis diharapkan dapat :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.

2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan.

3. Memfasilitasi dan memotivasi belajar.

Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya seseorang akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar.

4. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.

Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif.

5, Berinteraksi secara tepat

Pemahaman tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan.

6. Menilai hasil pembelajaran yang adil.

Pemahaman tentang psikologi pendidikan dapat mambantu dalam mengembangkan penilaian pembelajaran yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

4.Fungsi Psikologi Pendidikan


1. Menjelaskan

Yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.

2. Memprediksikan
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.

3. Pengendalian
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan atau treatment.



READ MORE - Psikologi Pendidikan


READ MORE -

renungan untuk pra ikhwan



Renungan Untuk Para Ikhwan Fillah
oh..ikhwan..
Apa bedanya dengan si Marwan
Si Ali, Paiji, atau si Iwan
oh..ternyata cuma sebutan…
Oh..Ikhwan..
Walaupun tidak rupawan
Alias modal tampang pas-pasan
tetep aja tebar senyuman
Oh..Ikhwan…
Gayanya sih bisa ketebak dan kelihatan..
Jenggot melambai, baju koko dan sendal jepit usang
Sesekali komat kamit sambil jalan….
Ohh..ikhwan..
Nyarinya susah susah gampang
Kadang di masjid, kampus or sekolahan
Mungkin juga lagi nyari sampingan
Nggak taunya buat biaya walimahan… :):)
Oh..ikhwan.
Ngomonginnya masalah aksi dan kepartaian
Juga liqo’an dan hapalan..
Kata orang “Nggak ada bahasan yang lain, wan??? “
Oh Ikhwan…
Anehnya kalo lagi jalan
Ngukurin tanah apa ngitungin lantai sih, wan??
oh…ternyata dia jaga pandangan….!!!!
Ikhwan…ikhwan…
Lucunya kalo akhwat sedang berpapasan
Langsung minggir..acuh tak acuh kaya’ musuhan
(Gubrak….!!!! apaan tuh, wan??? )
Eh..dia jatuh, kagak ngeliat ada selokan….
oh..ikhwan…, apa semuanya begitu, wan???
Ada nggak yang masih tebar pesona dan jelalatan???
berarti itu bukan ikhwan, (kan cuma sebutan..?!! )

Nah para akhwat…hati hati..mungkin dia nyari pasangan..
( hehe2, cuma intermezzo..jangan marah lo wan….)
tapi itu katanya jaman dulu, udah agak basi…
nah ini nih yang buat jaman sekarang…..
ooh…ikhwan sekarang…gayanya necis bak eksekutif..
katanya sih biar mewarnai kaum borjuis
potong jenggot dengan alasan ngga modis….
ooh..ikhwan sekarang…….mulut komat kamit kirain dzikir…
eh..ngga taunya…bicara di handphone sambil cengar cengir…..
oohh…ikhwan sekarang…
susah dicari dan dikenali..
ibarat bunglon yang pintar beradaptasi..
namun akhlak islami kadang turut dikebiri….:(
ohh..ikhwan sekarang..
paling seneng bicara walimahan..
tapi lebih sering jadi wacana ketimbang realisasi….
karena terlalu sibuk pilah pilih dan tinggikan kriteria…lagi..lagi..lagi…
oohh..ikhwan..
seharusnya tak ada yang perlu berubah
walau perubahan zaman memberikan pencerahan..
jadilah kokoh keimanan selalu bersama keteladanan Rosululloh semata…..
setitik renungan bagi kita….
READ MORE - renungan untuk pra ikhwan

M. Nazuril Ikhwan And Sholiha Uswatun Hasanah

Skip to main content
BBCArabic.com / الصفحة الرئيسية
الصفحة الرئيسية الصفحة الرئيسية | الشرق الأوسط | أخبار العالم | علوم وتكنولوجيا | اقتصاد وأعمال | أخبار الرياضة | الصحف البريطانية | بالفيديو والصوت | شارك برأيك | بالصور | تلفزيون | راديو | الإثنين 29 ديسمبر 2008 00:10 GMT
الاردن يحتج رسميا على الغارات الاسرائيلية
سعد حتر
بي بي سي - عمان

تواصلت الاحتجاجات الشعبية والرسمية في الأردن على الغارات الإسرائيلية ضد قطاع غزّة.

فبينما استدعت الخارجية الأردنية القائم بأعمال سفارة إسرائيل وقدمت له احتجاجا شديد اللهجة خرجت عدّة مسيرات غاضبة في مدن وأرياف المملكة.

في الأثناء حرق النائب بالبرلمان خليل عطية العلم الإسرائيلي تحت قبّة مجلس الأمّة فيما عزّزت الأجهزة الأمنية تواجدها في محيط سفارة إسرائيل المحصنة أصلا فوق إحدى روابي عمّان، وذلك تحسبا لاعتداءات محتملة.

وقد أعلن مصدر رسمي أن وزارة الخارجية استدعت القائم بأعمال السفارة الإسرائيلية في عمّان وقدم له احتجاجا شديد اللهجة وطلب منه "نقل إدانة، استنكار وشجب الحكومة الأردنية" لاستمرار الغارات الإسرائيلية على قطاع غزة.

يشار إلى أن السفير الإسرائيلي يعقوب روزين أنهى فترة عمله في الأردن، فيما يقضّي سائر الدبلوماسيين إجارة رسمية في بلادهم.

واستبعد مصدر رسمي استدعاء السفير الأردني في تل أبيب علي العايد، الموجود حاليا في إجازة في عمّان، حتى يبقى الباب مفتوحا أمام التحاور وإرسال مساعدات طارئة لقطاع غزّة.

كما دعت النقابات المهنية إلى مسيرة ظهر الاثنين صوب مقر للحكومة للمطالبة بإلغاء معاهدة السلام التي أبرمها الأردن مع إسرائيل قبل 14 عاما.

وكانت النقابات والأحزاب نظمت سلسلة اعتصامات ومسيرات أمام مجلس الأمّة ومقر الأمم المتحدة لحثّ السلطات على طرد السفير الإسرائيلي وإلغاء معاهدة السلام.

كما نظم اعتصام مواز أمام السفارة المصرية لمطالبة القاهرة بفتح المعابر مع قطاع غزةّ المحاصر إسرائيليا، المتاخم للأراضي المصرية.

وفي المساء نظم عشرات الشباب والفتيات اعتصاما على ضوء الشموع في حي عبدون الراقي غربي عمان، فيما امتلأت نوافذ "الفيس بوك" على الانترنت بدعوات للاعتصام واستبدال صور "البروفايل" الشخصية بوقائع وضحايا القصف الإسرائيلي.

كما اتهم ولي عهد الأردن الأسبق الأمير الحسن بن طلال إسرائيل باختطاف عملية السلام "إلى نقطة مجهولة، كما تساءل عن "مدى استمرارية العالم في تقبّل أنصاف الحقائق وازدواجية المعايير، وقدرته على المحافظة على الحياد تجاه المدنيين والأبرياء وهم يُقتلون".

على صعيد آخر، اطلع رئيس وزراء الأردن نادر الذهبي مجلس النواب الغاضب على إجراءات الحكومة واتصالاتها إقليميا ودوليا في مسعى لوقف الغارات الإسرائيلية.

من جانبه قرأ رئيس مجلس النواب عبد الهادي الهادي المجالي للحكومة نص بيان صادر عن المجلس يطالبها ب"إعادة النظر في العلاقات مع إسرائيل، بما في ذلك استدعاء السفير من تل أبيب، والطلب من السفير الإسرائيلي مغادرة عمان" إن لم توقف إسرائيل غاراتها على قطاع غزّة.



ارسل هذا الموضوع لصديق
الصفحة الرئيسية | الشرق الأوسط | أخبار العالم | علوم وتكنولوجيا | اقتصاد وأعمال | أخبار الرياضة | الصحف البريطانية | بالفيديو والصوت | شارك برأيك | بالصور | تلفزيون | راديو |
^^ أعلى الصفحة | خصوصية المستخدم | كمبيوتر الجيب | النشرة البريدية | ©
READ MORE - M. Nazuril Ikhwan And Sholiha Uswatun Hasanah
Skip to main content
BBCArabic.com / الصفحة الرئيسية
الصفحة الرئيسية الصفحة الرئيسية | الشرق الأوسط | أخبار العالم | علوم وتكنولوجيا | اقتصاد وأعمال | أخبار الرياضة | الصحف البريطانية | بالفيديو والصوت | شارك برأيك | بالصور | تلفزيون | راديو | الأربعاء 31 ديسمبر 2008 06:11 GMT
جهود دولية مكثفة لوقف اطلاق النار في غزة

تصاعدت الدعوات والضغوط الدولية الرامية لوقف اطلاق النار في غزة مع دخول العمليات العسكرية يومها الخامس الذي تميز بتراجع حدة الغارات الاسرائيلية ضد اهداف في القطاع خلال الساعات القليلة الماضية.

وتعقد الجامعة العربية الاربعاء اجتماعا لبحث الاوضاع المتفجرة في غزة.

ودعا وزارء خارجية الدول الاعضاء في اللجنة الرباعية الخاصة بالسلام في الشرق الاوسط الى وقف فوري لاطلاق النار بين اسرائيل وحركة حماس حسبما اعلنت الامم المتحدة.

وقالت الناطقة باسم الامم المتحدة ان وزراء خارجية الدول الاعضاء في الرباعية التي تضم الولايات المتحدة وروسيا والاتحاد الاوروبي والامم المتحدة قد اجروا مشاروات مشتركة وانهم اتفقوا على دعوة مشتركة لوقف اطلاق النار.

انفجار إثر قصف إسرائيلي على الجامعة الإسلامية في مدينة غزة

وشارك في المشاوات كل من الامين العام للامم المتحدة ووزيرة الخارجية الامريكية ونظيرها الروسي والمنسق الاعلى للسياسة الخارجية في الاتحاد الاوروبي اضافة الى وزير الخارجية الفرنسي التي تترأس بلاده الان الاتحاد الاوروبي ومسؤولة العلاقات الخارجية في الاتحاد.

هدنة قصيرة

وقد قرر المجلس الوزاري الامني الاسرائيلي المصغر الذي عقد اجتماعا في وقت متاخر من يوم الثلاثاء تكثيف الاستعدادات لهجوم بري على القطاع باستدعاء مزيد من جنود الاحتياط دون اصدار بيان رسمي عما توصل اليه الاجتماع الذي استمر 4 ساعات.

فيما اشارت الانباء الى ان الحكومة الاسرائيلية ستدرس الاربعاء امكانية وقف اطلاق النار لمدة 48 ساعة حسبما اقترحه وزير الخارجية الفرنسي برنارد كوشنير "لاختبار مدى التزام المسلحين الفلسطينيين بوقف اطلاق الصواريخ على جنوبي اسرائيل مع تهديد بالقيام بهجوم بري على القطاع في حال استمرار سقوط الصواريخ على اسرائيل" حسبما اعلن مسؤول اسرائيل فضل عدم الكشف عن اسمه.

واكد المتحدث باسم وزير الدفاع الاسرائيلي ايهود باراك ان الاخير ينظر بإيجابية الى امكانية الترتيب لوقف اطلاق النار لفترة وجيزة مع التأكيد على استمرار الاستعدادات لهجوم اسرائيلي بري على غزة.

وقالت صحيفة هآريتس الاسرائيلية ان رئيس الحكومة الاسرائيلية ايهود اولمرت يؤيد شن عملية برية في القطاع بينما يفضل باراك هدنة مؤقتة لمدة 48 ساعة لاختبار استعداد حماس للالتزام بوقف اطلاق نار قابل للاستمرار

آثار قصف على الجامعة الإسلامية في غزة

كما دعا كوشنير عقب اجتماع وزراء خارجية الاتحاد الاوربي في باريس الى وقف دائم للاعمال العدائية يتم الالتزام به من الطرفين مع توفير ممرات امنة للاغراض الانسانية.

لكن الناطق باسم حركة حماس مشير المصري اشترط رفع الحصار عن غزة ووقف الهجمات الاسرائيلية مقابل وقف اطلاق الصواريخ على اسرائيل.

وكانت وسائل الاعلام الاسرائيلية قد اشارت الى ان الرئيس الفرنسي نيكولا ساركوزي سيتوجه الى اسرائيل الاثنين المقبل لترتيب وقف اطلاق نار لمدة 48 ساعة دون ان يصدر تأكيد عن قصر الاليزية الذي اكتفي بالقول ان الامر متوقف على نتائج لقاء ساركوزي بوزيرة الخارجية الاسرائيلية تسيب ليفني في باريس الخميس.

دبابة إسرائيلية

كما اجرت وزيرة الخارجية الامريكية كوندوليزا رايس اتصالا هاتفيا بالعاهل الاردني الملك عبد الله الثاني والمنسق الاعلى للسياسة الخارجية في الاتحاد الاوروبي خافيير سولانا و نظرائها الروسي والبريطاني والسعودي والمصري والاماراتي والاسرائيلية اضافة الى رئيس الحكومة الاسرائيلي ايهود اولمرت حول الاوضاع في غزة.

تطورات ميدانية على صعيد العمليات العسكرية شنت الطائرات غارتين الاربعا استهدفت واحدة نفقا بين القطاع وسيناء الثانية مكاتب تابعة لحركة حماس.

وكان الطيران شن غاراتها واسعة على غزة حتى وقت متأخر من نهار الثلاثاء بينما استمر المسلحون الفلسطينيون باطلاق الصواريخ على جنوب اسرائيل التي وصلت حتى مدينة بئر سبع التي تبعد 46 كم عن غزة.

وتسبب عنف الغارات الاسرائيلية باهتزاز الابنية العالية بعنف وبتحطم زجاج نوافذها الذي سقط على الارض مثل زخات المطر.

كما شملت غارات الثلاثاء المكثفة الشريط الحدودي بين قطاع غزة ومصر الثلاثاء ودمرت اكثر من 40 نفقا يستخدم في تهريب شتى المواد والمؤن الى القطاع واستخدمت اسرائيل للمرة الاولى المدفعية في قصف اهداف داخل القطاع.

شاهد بالفيديو:
متى يبدأ الهجوم البري؟
استعدادات لتوغل بري إسرائيلي

وقالت مراسلة بي بي سي العربية دينا إبراهيم إن أكثر من عشرين صاروخا وقذيفة سقطت على الشريط الحدودي بين مصر وغزة.

واعلن الجيش الاسرائيلي انه قصف 31 هدفا الثلاثاء من بينها مقر مجلس الوزراء وخمس وزارات ومواقع اطلاق صواريخ وورش تصنيعها.

وقالت مراسلتنا في وقت سابق إن مصر قررت إغلاق معبر رفح بصورة مؤقتة قبل وقوع الغارات وتوقف بالتالي تدفق الجرحى من الجانب الفلسطيني الى مصر للعلاج.

كما استمر إطلاق الصواريخ من قطاع غزة على جنوب إسرائيل مما أسفر عن مقتل جندي إسرائيلي وثلاثة مدنيين، وبذلك وصل عدد القتلى الاسرائيليين منذ يوم السبت الماضي إلى اربعة.

كما بلغ عدد الصواريخ التي اطلق من غزة من يوم السبت اكثر من 400 حسب احصاءات الجيش الاسرائيلي.

كما اشارت التقديرات الاسرائيلية الى ثلث قوة حماس الصاروخية تم تدميرها لكن الحركة حافظت على قوة جناحها العسكري من الناحية العددية.

"جرائم مروعة"

من جانبه اتهم ريتشارد فالك، المقرر الخاص للجنة حقوق الإنسان في الأراضي الفلسطينية في الأمم المتحدة، إسرائيل بارتكاب "جرائم مروعة" في حق الفلسطينيين في غزة.

وقال المسؤول الدولي إن على المجتمع الدولي أن يمارس ضغطا أكبر على إسرائيل من أجل إنهاء اعتداءاتها على غزة.

وفي مقابلة مع بي بي سي قال فالك إن "إسرائيل ترتكب سلسلة صادمة من الجرائم المروعة عبر استخدام الأسلحة الحديثة ضد سكان عزل والهجوم عليهم بعد أن عانوا من حصار شديد لعدة أشهر".

شاهد بالفيديو:
مسؤول دولي يتهم إسرائيل
فالك

ويقول مسؤولون طبيون في غزة ان عدد القتلى بلغ 384 بينما بلغ عدد الجرحى أكثر من 800 من بينهم 62 مدنيا على الأقل حسب احصاءات الامم المتحدة.

"مرحلة أولى"

وكان رئيس الوزراء الاسرائيلي أيهود أولمرت قد قال إن قصف أهداف حماس في غزة هو البداية لمراحل لاحقة وافق عليها مجلس الوزراء الاسرائيلي.

وتشير المراحل اللاحقة الى قرب الاجتياح البري للقطاع أو القيام بتوغلات برية مركزة.

كما قال وزير البنية التحتية الاسرائيلية بنيامين اليعازر إن إسرائيل ليست مهتمة بإعادة التهدئة مع حماس في الوقت الحالي.

من جهته قال زعيم المعارضة الاسرائيلية بنيامين نتانياهو إن "إسرائيل تستخدم جزءا بسيطا من قوتها من أجل استهداف الإرهابيين بطريقة جراحية".



ارسل هذا الموضوع لصديق متعلقة بهذا الموضوع
القصف الإسرائيلي على غزة (27 12 08 | شارك برأيك )
رفع حالة التأهب في إسرائيل بعد الهجمات (27 12 08 | الشرق الأوسط )
إسرائيل ومأزق الهجوم على غزة (29 12 08 | الشرق الأوسط )
مصر تستقبل اول دفعة من الجرحى الفلسطينيين (28 12 08 | الشرق الأوسط )
ضرب غزة: لماذا تحركت إسرائيل الآن؟ (28 12 08 | الشرق الأوسط )
يوميات مراسلنا في جنوب اسرائيل (30 12 08 | الشرق الأوسط )
غزة تودع العام تحت النيران (31 12 08 | الشرق الأوسط )

الصفحة الرئيسية | الشرق الأوسط | أخبار العالم | علوم وتكنولوجيا | اقتصاد وأعمال | أخبار الرياضة | الصحف البريطانية | بالفيديو والصوت | شارك برأيك | بالصور | تلفزيون | راديو |
^^ أعلى الصفحة | خصوصية المستخدم | كمبيوتر الجيب | النشرة البريدية | ©
READ MORE -

Turki

Writen By: M. Nazuril Ikhwan zubir hakim

Pembaharuan di Turki sudah dimulai sejak Sultan Mahmud II (1785—M) berkuasa. Sultan ini secara radikal memulai gerakannya merombak struktur pengelolaan kenegaraan antara eksekutif dan yudikatif. Di bidang hukum, ia memilah antara urusan hukum Islam dan hukum Barat (sekuler). Selain pembaharuan di bidang militer, ia juga merubah kurikulum pendidikan menjadi lebih apresiatif dengan materi-materi bacaan dari Barat. Banyak pelajar yang atas perintahnya dikirim untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi ke Eropa. Ide-ide pembaharuannya ini kemudian dilanjutkan oleh gerakan Tanzimat dengan tokoh sentralnya Mustafa Rasyid Pasya (1800—M) dan Mustafa Sami. Selain tokoh-tokoh tersebut, Shadiq Rif’at (1807—M) merupakan figur terkemuka yang menyerukan perlunya jaminan hak-hak asasi bagi warga negara di samping keharusan pemerintah untuk bersikap demokratis dan tidak korup agar tercipta kemakmuran dan kemajuan. Ide-ide pembaharuan Tanzimat selanjutnya diusung oleh gerakan Usmani Muda yang kritis terhadap absolutisme kekuasaan kerajaan Turki dengan tokohnya: Ziya Pasya (1825—M) dan Namik Kemal (1840-1888 M). Gerakan pada puncaknya bermaksud menumbangkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid yang berakhir kegagalan. Sebab-sebab kegagalannya antara lain: (1) Ide yang diusungnya tidak sepenuhnya terpahami oleh kalangan istana; (2) Gerakannya tidak memiliki basis dukungan yang cukup dari kalangan menengah yang bisa menjembataninya berhubungan dengan kalangan lapisan bawah. Jadi cenderung bersifat elitis dan eksklusif; (3) Tidak adanya kekuatan yang cukup untuk menandingi pilar-pilar kekuasaan Sultan. Dengan semakin absolutnya kediktatoran Sultan, memicu munculnya kaum oposan dari beragam kalangan. Salah satunya adalah gerakan Turki Muda di bawah kepemimpinan Ahmed Riza, Mehmed Murad dan Pangeran Sihabuddin. Dari ketiga tokoh yang telah akrab bersentuhan dengan ide-ide Barat ini lahir ide-ide rekonstruksi Turki menjadi negara konstitusional dengan struktur yang terdesentralisasi. Jalur pendidikan tetap menjadi prioritas sebagai instrumen perubahan yang vital. Pemuka Turki Muda tersebut kemudian bergabung bersama kalangan militer dan elemen lainnya dalam kelompok Persatuan dan Kemajuan (Ittihad ve Terekki) yang menginisiasi pemberontakan tahun1908 M. Sultan Abdul Hamid akhirnya menerima tuntutan untuk mengadakan pemilu untuk membentuk parlemen yang kemudian diketuai oleh Ahmed Riza. Peristiwa politik tersebut mempengaruhi stabilitas negara, dengan tanpa dukungan dari kelompok ulama konservatif dan tarekat Bektasyi yang berpengaruh, maka Sultan Mehmed V akhirnya naik ke tampuk kekuasaan. Pemilu selanjutnya diadakan kembali tahun 1912 M yang dimenangkan oleh kelompok Ittihad ve Terekki. Kekuasaan selanjutnya dipegang oleh wakil dari kalangan militer di bawah Enver Pasya, Jemal Pasya, dan Talat Pasya. Modernisasi Turki berlangsung kembali di segala aspeknya.
Dari sejarah pembaharuan Turki selanjutnya didapati 3 (tiga) orientasi gerakan yang berbeda: (1) Tradisionalis, yang kukuh dengan ide Islamisme dan perlu tegaknya pemerintahan Islam. Tokoh utamanya adalah Mehmed Akif (1870-1938 M); (2) Nasionalis, yang mengembangkan ide pan-Turkisme yang bercita-cita tegaknya negara Turki yang memiliki identitas kultural otentik yang khas dan berbeda dari masyarakat lainnya. Tokoh sayap gerakan ini adalah Zia Gokalp (1875-1924 M); (3) “Modernis”, yang bereaksi terhadap kelompok tradisionalis dengan mengusung Islam rasional yang akrab dengan ide-ide Barat. Mereka menyerukan perlunya masyarakat Turki mengambil pola Barat bagi kemajuan negerinya. Dalam banyak hal ketiga aliran ini memiliki perbedaan pandangan yang khas. Dalam soal institusi kenegaraan misalnya, kaum tradisionalis melihat perlunya negara Islam yang menerapkan hukum-hukum Tuhan. Kaum modernis justru menganjurkan pemisahan antara agama dan negara. Sementara kaum nasionalis lebih melihat pada urgensitas langkah yang dapat mereduksi peran mahkamah syari’ah di bawah Syaikh al-Islam yang terlampau berlebihan. Dalam bidang ekonomi, kaum modernis menganjurkan adopsi sistem kapitalisme dan liberalisme yang dikecam oleh kaum tradisionalis sebagai sistem yang sama buruknya dengan sosialisme dan komunisme. Khusus terkait bunga bank, kaum nasionalis tidak sepakat dengan kaum tradisionalis tentang keharamannya. Menurut mereka, yang diharamkan oleh al-Qur’an adalah bunga dalam transaksi jual-beli uang, bukan bunga bank dari menyewakan atau meminjamkan uang. Sementara di bidang pendidikan, kaum modernis menuntut kebebasan pendidikan dan mimbar akademik dengan memasukkan materi-materi filsafat, logika dan pengetahuan Barat lainnya. Sisi lain, kaum tradisionalis yang takut erosi terhadap identitas Islam karena pengaruh ilmu-ilmu Barat cenderung mempertahankan sistem pendidikan madrasah. Disini kaum nasionalis lebih berkeinginan membangun sistem pendidikan yang berakar dari nilai-nilai kultural yang asli dari bangsa Turki. Khusus mengenai masalah perempuan, kalangan modernis menyerukan ide-ide persamaan hal termasuk menyerang “kerudung” sebagai simbol yang memasung perempuan. Pemahaman ini jelas ditentang keras oleh kalangan tradisionalis. Adapun kaum nasionalis tampaknya berpihak pada pemikiran atas perlunya partisipasi publik bagi perempuan di bidang sosial maupun ekonomi. Soal poligami, kaum nasionalis menyerukan penghapusannya.
Demikianlah, pertelingkahan gerakan pembaharuan di beberapa wilayah itu yang pada gilirannya menginspirasi kemunculan gerakan sejenis di belahan dunia Islam lainnya. Dalam beragam corak dan orientasinya, gerakan pembaharuan Islam ini senantiasa menyuarakan ide dinamisasi, emansipasi dan otentifikasi. Islam dipandang sebagai ajaran yang senantiasa mendorong umatnya untuk bersifat optimis, rasional dan dinamis. Islam juga terbukti menjadi landasan atau setidaknya referensi ideologis yang kuat bagi amplifikasi (penguatan) perlawanan menentang penjajahan dan dominasi eksternal (Barat) maupun represi dan absolutisme internal (penguasa diktator). Lebih daripada itu semua, Islam dengan beragam kadar tingkatannya juga selalu menarik untuk dijadikan simbol identitas yang memberi dasar argumentasi orisinalitas (otentisitas) perjuangan umat Islam. Beberapa rumusan konseptualisasi seperti: pentingnya purifikasi (pemurnian) pemahaman Islam dari takhayul dan sejenisnya; perlu dibukanya kembali pintu ijtihad; seruan untuk kembali kepada sumber ajaran yang asli yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah; serta ajakan kemerdekaan berfikir di samping keyakinan bahwa Islam bersifat kompatibel (mampu berkesesuaian) dengan perkembangan intelektual zamannya; kesemuanyanya itu kiranya dapat dipahami sebagai bagian dari upaya dan cita-cita besar umat ini untuk dapat menyaksikan kembalinya peradaban dan kebudayaan dunia yang bersandar kepada tatanan moralitas yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan universal.
READ MORE - Turki
Writen By: M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim
SISTEM PENDIDIKAN BRUNEI
Sejak tahun 1984 Negara Brunei Darussalam telah memperkenalkan dasar pendidikan dwibahasa bagi menjamin pelajar berkebolehan dalam menguasai kedua-dua bahasa iaitu bahasa Melayu dan bahasa Inggeris. Mulai dari peringkat pra-sekolah hingga darjah III, bahasa pengantar bagi semua mata pelajaran adalah bahasa Melayu kecuali mata pelajaran English Language. Daripada darjah IV dan seterusnya pelajar akan mengikuti pengajaran yang menggunakan dua bahasa. Bahasa Melayu digunakan bagi mengajar mata pelajaran Bahasa Melayu, Pengetahuan Agama Islam, Pendidikan Jasmani, Lukisan dan Pertukangan Tangan, Sivik, dan MIB (Melayu Islam Beraja). Manakala bahasa Inggeris pula digunakan bagi mengajar mata pelajaran seperti Sains, Matematik, Geografi, Sejarah, dan Bahasa Inggeris itu sendiri. Persekolahan di peringkat rendah hinggalah universiti bagi sekolah-sekolah kerajaan adalah percuma bagi rakyat dan penduduk tetap Brunei Darussalam. Jumlah keseluruhan hari persekolahan adalah antara 202 dan 210 hari setahun. Terdapat empat (4) penggal persekolahan sepanjang persekolahan antara Januari hingga Disember. Sehingga tahun 2001 kadar kenal huruf di Negara Brunei Darussalam berada pada tahap 92.5%.
Struktur Pendidikan dan Sistem Sekolah
Sistem sekolah formal di Brunei Darussalam menggunakan pola 7-3-2-2, yang menggambarkan peringkat rendah, menengah bawah, menengah atas, pra-tertier. Pendidikan dan latihan di peringkat pasca-menengah, baik dalam bidang akademik mahupun profesional, diberikan oleh Universiti Brunei Darussalam, Institut Teknologi Brunei, Maktab Jururawat Pengiran Anak Puteri Rashidah Sa’adatul Bolkiah, dan beberapa institusi dan pusat latihan teknikal dan vokasional.
Jabatan Sekolah-sekolah berperanan menyelaras pelaksanaan program pendidikan, projek dan kegiatan Kementerian Pendidikan di peringkat sekolah. Pada masa ini Jabatan Sekolah-sekolah mengawal selia 123 sekolah rendah, 26 sekolah menengah, dan 70 sekolah bukan kerajaan. PERINGKAT MENENGAH
(a) Menengah Bawah
Jumlah jangka masa persekolahan di peringkat menengah adalah tiga tahun. Pada tahun ketiga, pelajar akan menduduki peperiksaan Penilaian Menengah Bawah (PMB). Pelajar yang berjaya menamatkan pelajaran di peringkat PMB mempunyai beberapa pilihan: - Melanjutkan pelajaran ke peringkat menengah atas yang membawa kepada peperiksaan Brunei-Cambridge General Certificate of Education (GCE 'O' Level) examination atau GCE 'N'; atau, - Melanjutkan pelajaran dalam bidang kemahiran pertukangan dan teknikal atau institusi vokasional atau bekerja.
(b) Menengah Atas
Berdasarkan pencapaian dalam peperiksaan PMB, pelajar akan disalurkan ke dalam aliran Sains, Sastera atau teknikal. Jangka masa persekolahan pada peringkat ini adalah sama ada dua atau tiga tahun.
Pendidikan di peringkat menengah atas adalah bersifat umum dengan beberapa peruntukan yang khusus dalam bidang sains, sastera dan teknikal. Pada akhir tahun kedua, pelajar yang berkelayakan akan menduduki peperiksaan Brunei-Cambridge GCE Ordinary level (GCE ‘O’ Level). Manakala pelajar yang belum layak secara akademik untuk mengambil peperiksaan GCE ‘O’ Level akan menduduki peperiksaan GCE ‘N’’ Level terlebih dahulu. Pelajar yang memperoleh kelulusan yang baik pada peringkat ‘N’ akan diberi peluang untuk menduduki peperiksaan GCE ‘O’ Level selepas mereka tamat satu tahun akademik.
Bagi pelajar-pelajar yang mempunyai kelulusan peringkat ‘O’ yang mencukupi dan relevan boleh melanjutkan pelajaran ke peringkat pra-universiti yang akan membawa kepada peperiksaan Brunei-Cambridge Advanced Level Certificate of Education (GCE 'A' Level). Sementara yang lain sama ada mahu memasuki alam pekerjaan atau mengikuti program pendidikan dan latihan di Institut Pendidikan Sultan Hassanal Bolkiah, Universiti Brunei Darussalam, maktab teknik, sekolah vokasional, maktab jururawat atau meneruskan pelajaran di luar negara.
Persekolahan melayu brunei darussalam 1950-1984:
Perubahan dan cabaran

Dalam makalah ini cuba membincangkan tentang perubahan dan cabaran-cabaran yang dihadapi oleh persekolahan Melayu dari tahun 1950 hingga 1984. Pada awal tahun 1950an Sekolah Melayu memang kurang mendapat sambutan dari masyarakat Brunei, lebih-lebih lagi bagi menyekolahkan anak-anak perempuan. Hal ini berlaku kerana tenaga anak-anak lelaki dan perempuan diperlukan oleh ibu bapa untuk menolong kerja-kerja harian mereka. Bagi anak-anak lelaki amat diperlukan dalam menolong menyara kehidupan keluarga mereka, sementara itu anak-anak perempuan akan dikahwinkan dalam usia yang begitu muda. Bagaimanapun menjelang akhir tahun 1950an sikap ini mula berubah, apabila rata-rata masyarakat Brunei sudah bersedia untuk menghantar anak-anak mereka ke Sekolah Melayu. Perubahan sikap ini hasil dari kempen kerajaan, pengaruh kaum guru dan media massa dalam mengalakkan masyarakat Brunei untuk menghantar anak-anak mereka ke alam persekolahan. Menjelang pertengahan tahun 1960an, Sekolah Melayu telah menampa sejarah baru apabila sistem menengah bagi sekolah ini telah diperkenalkan. Dengan adanya pendidikan menengah Melayu ini maka peluang untuk pelajar sekolah ini melanjutkan pelajaran semakin cerah, khusus ke Malaysia. Bagaimanapun peluang untuk pelajar sekolah Melayu melanjutkan pelajaran ke Malaysia telah terganggu pada tahun 1973 apabila hubungan Brunei dan Malaysia berkeadaan dingin. Dalam masa yang sama sambutan ke atas Sekolah Melayu sudah mula berkurangan. Hal ini berlaku kerana masyarakat Brunei telah mempunyai pilihan untuk memberikan pendidikan formal kepada anak-anak mereka, iaitu menyekolahkan anak-anak mereka sama ada ke Sekolah Inggeris atau Arab. Keramaian pelajar-pelajar di Sekolah Menengah Melayu ini terus berkurangan menjelang akhir tahun-tahun 1970an dan awal 1980an, hal ini berlaku bukan sahaja sikap ibu bapa, tetapi kerana kesediaan kerajaan membuka peluang lebih luas untuk pelajar Brunei memasuki sama ada Sekolah Inggeris atau Arab. Akhirnya Sekolah Menengah Melayu telah ditiadakan dalam dasar pendidikan Brunei apabila kerajaan memperkenalkan Dasar Pendidikan Konsep Dwibahasa pada bulan April 1984. Ternyata hubungan Brunei dan Inggeris telah meninggalkan kesan kepada perkembangan pendidikan di negara ini termasuk persekolahan Melayu.
Dalam mengkaji sejarah hubungan Brunei dengan Inggeris, ternyata kuasa Barat ini tidak cuma meinggalkan kesan pengaruh ke atas politik, pentadbiran, ekonomi dan undang-undang, bahkan juga telah mempengaruhi sistem persekolahan atau pendidikan formal ke atas Brunei. Apabila sistem pentadbiran residen diperkenalkan di negara ini pada tahun 1906, pihak Residen British telah melihat perlunya diwujudkan sistem persekolahan sebagai alternatif kepada sistem pendidikan tradisional atau pendidikan tidak formal yang telah diamalkan oleh masyarakat Brunei. Oleh itu pada tahun 1914, pihak residen telah mengambil langkah menubuhkan Sekolah Rendah Melayu pertama di pekan Brunei, pada awalnya ia beroperasi di sebuah masjid. Sejak sekolah ini ditubuhkan sehingga tahun-tahun 1950an mempunyai tujuan bagi membolehkan anak-anak Brunei agar pandai membaca dan menulis. Oleh yang
demikian mereka boleh mewarisi pekerjaan ibu bapa mereka samada sebagai petani atau nelayan.1 Perkara ini boleh dilihat justeru disekitar period tersebut perkembangan persekolahan Melayu agak perlahan berbanding dengan apa yang berlaku ke atas sekolah-sekolah Inggeris dan Cina. Biarpun kemasukan murid-murid ke Sekolah Melayu semakin bertambah dari tahun ke tahun. Perkembangan yang perlahan ini boleh dilihat dari segi sistem pendidikannya. Menjelang tahun-tahun 1950an Sekolah Melayu belum mempunyai pendidikan peringkat menengah. Kelas yang paling tinggi hanyalah setakat darjah VI, itu pun tidak semua sekolah yang mampu mengadakan kelas tersebut kerana masalah kekurangan guru. Pada masa yang sama pendidikan menengah ini sudah wujud di sekolah-sekolah lain. Sekolah Inggeris kerajaan, umpamanya sudah mempunyai pendidikan menengah hingga peringkat tingkatan V.
Oleh sebab tidak ada pendidikan menengah di Sekolah-Sekolah Melayu, maka mana-mana pelajar yang berjaya menamatkan persekolahan mereka dalam darjah VI mahu tidak mahu perlu meninggalkan bangku sekolah. Sedangkan pada tahun 1950an dan awal 1960an dilaporkan ramai murid-murid Sekolah Melayu menunjukkan minat untuk melanjutkan pelajaran mereka hingga ke peringkat menengah. Oleh sebab ketiadaan pendidikan peringkat tersebut, maka mereka tidak ada pilihan lain kecuali meninggalkan bangku sekolah. Lantaran itu ada yang berpendapat persekolahan Melayu tidak mempunyai matlamat tertentu.2
Sementara Sekolah Melayu bertujuan mewarisi pekerjaan ibu bapa sebagai petani atau nelayan, boleh dilihat dari segi kemunculan mata pelajaran perkebunan dan kraf tangan. Mata-mata pelajaran ini begitu mendapat penekanan dalam kurikulum persekolahan Melayu dalam tahun-tahun 1950an. Mata-mata pelajaran ini mula diperkenalkan dalam tahun 1922. Pada tahun-tahun 1950an hampir semua sekolah mempunyai mata pelajaran perkebunan yang melibatkan darjah III ke atas yang diadakan tiga kali seminggu dari jam 7.30 – 8.15 pagi. Dalam pelajaran ini murid-murid diajarkan teknik perkebunan dalam bentuk praktikal dan teori. Melalui mata pelajaran pelajaran ini adalah diharapkan murid-murid akan memperolehi pengetahuan asas kaedah berladang yang lebih baik berbanding dengan berkebun dengan cara
tradisional. Jadi apabila mereka ini meninggalkan bangku sekolah, maka pengetahuan ini boleh digunakan jika memilih kerjaya sebagai petani untuk mewarisi pekerjaan ibu bapa mereka. Di samping pelajaran perkebunan ada juga sekolah yang mengajarkan cara-cara berternak ayam.3
Semua Sekolah Melayu adalah dimiliki dan dibiayai oleh kerajaan, ia adalah sekolah percuma kepada rakyat. Ternyata persekolahan Melayu merupakan salah satu bentuk sistem pendidikan yang disumbangkan oleh kerajaan Brunei dalam meningkatkan taraf pendidikan generasi muda di negara ini. Persekolahan Melayu mengandungi tahap pendidikan dari darjah I hingga darjah VI. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa penghantar dalam semua mata pelajaran. Pada awal tahun-tahun 1950an sekolah ini kurang mendapat sambutan dari ibu bapa, lebih-lebih lagi di kalangan anak-anak perempuan. Sebagai contoh dalam tahun 1950, Brunei mempunyai 28 buah sekolah Melayu dengan keramaian keseluruhan muridnya 2255 orang. Dari keramaian tersebut cuma 427 orang murid perempuan. Situasi ini berterusan sehingga tahun 1954, sungguhpun pertumbuhan Sekolah Melayu semakin bertambah pada tahun ini menjadi 36 buah. Tetapi keramaian murid perempuan masih jauh berbeza dengan murid lelaki kerana murid perempuan hanyalah berjumlah 713 orang, sedangkan murid lelaki sudah mencapai 2462 orang.4
Sungguhpun murid lelaki ini pada tahun-tahun tersebut lebih banyak dari murid perempuan, ini masih dianggap belum seimbang kerana masih ramai kanak-kanak lelaki yang usia mereka layak untuk bersekolah tetapi tidak disekolahkan oleh ibu bapa mereka.. Fenomena seperti ini tidak berlaku kepada masyarakat Cina yang berada di Brunei. Mereka memberikan dorongan kepada anak-anak mereka untuk bersekolah sama ada Sekolah Cina atau Sekolah Misi.5 Senario ini berlaku kerana rata-rata ibu bapa masyarakat Brunei memerlukan tenaga anak lelaki mereka yang sedang meningkat remaja untuk membantu dalam pekerjaan sebagai petani, nelayan atau lain-lain kerja persendirian. Ibu bapa perlu melakukan perkara ini kerana kebanyakan kehidupan masyarakat Melayu pada awal-awal tahun 1950an tidaklah begitu mewah. Lagipun mereka ini boleh dikatakan mempunyai keluarga yang besar sehingga ada yang memiliki anak mencapai belasan orang.
Sementara itu anak-anak perempuan perlu menolong ibu mereka untuk mengurus kerja-kerja rumah tangga seperti menyuci pakaian, pinggan mangkuk, memasak dan menjaga adik-adik mereka yang masih kecil. Mereka juga akan dikahwinkan dalam usia yang terlalu muda, disekitar usia 15 atau 16 tahun.6 Sehingga timbull perambahan Brunei, setinggi manapun anak-anak perempuan belajar akhirnya jadi D.O. jua. D.O. di sini bermaksud Dapur Officer. Implikasinya peratus anak-anak perempuan yang tidak bersekolah begitu tinggi. Ekoran dari itu pada awal tahun-tahun 1950an kerajaan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan guru-guru perempuan dan juga jururawat bagi berkhidmat di rumah-rumah sakit kerajaan. Majoriti ibu bapa juga belum menyedari bahawa menghantar anak-anak baik lelaki atau perempuan ke sekolah adalah untuk mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan bagi menjadikan mereka manusia yang berguna dan mempunyai masa depan yang lebih terjamin.
Pendidikan di sekolah dipandang oleh masyarakat Brunei hanya bertujuan untuk melatih anak-anak mereka bagi mendapat jawatan atau pekerjaan makan gaji terutama di sektor kerajaan. Dengan yang demikian timbullah pandangan bahawa sesiapa yang tidak berkehendakan pada pekerjaan tersebut tidaklah perlu menuntut ilmu.7 Lagipun pada tahun-tahun 1950an masyarakat Brunei boleh dikatakan tidak suka berkhidmat dengan sektor kerajaan kerana pendapatan dengan bekerja sendiri lebih baik. Inilah yang menyebabkan Sekolah Melayu kurang mendapat sambutan.
Sikap masyarakat Brunei terhadap persekolahan Melayu ini berubah ke arah yang lebih positif pada akhir tahun-tahun 1950an. Perubahan ini jelas apabila jumlah bangunan Sekolah Melayu dan murid-muridnya seluruh negara meningkat dari tahun ke tahun. Perubahan yang menarik ialah sikap ibu bapa terhadap anak-anak perempuan. Mereka telah mengizinkan anak-anak perempuan untuk memasuki alam persekolahan. Pada tahun 1958 terdapat 47 buah Sekolah Melayu dengan keramaian murid lelaki 3850 orang dan murid perempuan 1947 orang menjadikan jumlahnya 5797 orang. Bilangan ini terus meningkat menjelang tahun 1959 dengan jumlah 52 buah Sekolah Melayu seluruh negara, keramaian murid lelaki menjangkau kepada 4590 dan murid perempuan 2574 orang, jumlah semuanya 7184 orang. Kesannya pada tahun 1958 ini hampir semua kampung mempunyai sekolah, 80%
kanak-kanak lelaki Melayu dan 37% kanak-kanak perempuan yang layak bersekolah telah menduduki bangku sekolah.8
Perubahan positif yang berlaku di kalangan masyarakat Brunei ini kerana mereka telah menyedari bahawa memberikan pendidikan kepada anak-anak adalah penting untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa depan. Peluang-peluang pekerjaan dalam perkhidmatan kerajaan dan swasta terutama dalam Syarikat Minyak Shell Brunei telah boleh didapati dengan banyaknya. Ada di antara ibu bapa yang berkhidmat dengan kedua-dua sektor telah menyedari bahawa kepandaian membaca dan menulis adalah penting. Dengan kepandaian tersebut barulah boleh mendapat kedudukan dan tangga gaji yang lebih baik, andaikata anak-anak mereka mahu berkhidmat dengan kedua-dua sektor tersebut.9
Kemasukan media elektronik seperti radio dalam tahun-tahun 1950an juga serba sedikit mempengaruhi minda masyarakat tempatan. Menerusi media ini mereka bukan sahaja mendapat hiburan bahkan mereka telah mula terdedah dengan perkembangan politik, ekonomi dan sosial luar negeri yang disiarkan menerusi stesyen radio Sarawak, Tanah Melayu dan Indonesia, di samping stesyen radio tempatan. Dalam ruang-ruang perbincangan yang membabitkan orang ramai di radio Brunei, mereka telah berani mengketengahkan berbagai isu dan idea yang melibatkan hal-hal politik dan pentadbiran kerajaan termasuklah isu-isu pendidikan. Di samping itu bahan bacaan seperti surat khabar, buku-buku, majalah dan wayang gambar tidak kurang juga memainkan peranan dalam mengubah sikap masyarakat Brunei. Orang ramai juga mendesak kerajaan supaya mengadakan rancangan pendidikan yang lebih teratur bagi anak-anak Brunei. Ini menunjukkan masyarakat Brunei sudah mempunyai sikap sensitif terhadap perkembangan persekolahan di negara ini.10
Kemunculan orang-orang terpelajar yang dipelopori oleh guru-guru Melayu tempatan telah memainkan peranan penting dalam menyedarkan masyarakat Brunei. Mereka telah mendorong supaya para ibu bapa memberikan didikan persekolahan kepada generasi muda.

Kaum guru ini merupakan golongan elit yang dihormati dan digalati oleh masyarakat Brunei pada ketika itu. Kerana mereka bukan sahaja dipandang sebagai golongan terpelajar bahkan mereka sebagai pemimpin yang berpengaruh di mana sahaja mereka berada. Pengaruh kaum guru bukan sahaja pada masyarakat tempatan bahkan juga pada pihak kerajaan kerana ada di antara mereka ini dilantik oleh kerajaan menjadi ahli Majlis Mesyuarat Daerah, Majlis Mesyuarat Negeri, Jawantankuasa Perkhidmatan Awam, Jawatankuasa Kewangan dan Jawatankuasa Tanah.11 Jadi boleh dikatakan hubungan guru dengan masyarakat dan kerajaan boleh dikatakan erat. Sebagai golongan elit ketika itu ternyata kerajaan memerlukan tenaga mereka untuk sama-sama membangun Brunei.
Orang ramai telah menyedari bahawa untuk berurusan dengan pihak kerjaan atau swasta memerlukan mereka pandai membaca dan menulis. Contohnya urusan permohonan menjual, membeli dan memiliki tanah, membina sekolah, masjid, jalan raya dan sebagainya. Ini telah menimbulkan kesedaran kepada masyarakat bahawa kepandaian membaca dan menulis adalah penting dan memberi kemudahan kepada mereka terutama sekali dalam berkomunikasi dengan pihak kerajaan. Jadi ini membuka mata dan pemikiran mereka untuk menghantar anak-anak ke sekolah.
Kesedaran ini tidak hanya dilahirkan dalam bentuk pandangan dan menghantar anak-anak mereka ke sekolah secara beramai-ramai bahkan mereka sanggup mendirikan sekolah secara sukarela. Pada awal tahun 1950an masyarakat tempatan terutama di kawasan luar bandar mendirikan sekolah dan rumah guru dengan sukarela. Segala perbelanjaan bahan binaan ditanggung sepenuhnya oleh mereka. Pada tahun 1954 bangunan sekolah dan rumah guru yang didirikan oleh orang ramai telah mendapat bantuan kewangan dari kerajaan sebanyak $400.00 bagi setiap buah sekolah. Perkara ini berlarutan sehingga tahun-tahun 1970an dalam mana jumlah bantuan dari kerajaan telah dinaikkan kepada $3000.00.12 Pada dasarnya bantuan ini masih boleh dianggap kecil jika dibandingkan dengan perbelanjaan yang tinggi untuk mendirikan bangunan sekolah, namun kerana semangat masyarakat Brunei begitu tinggi untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda, maka semua ini tidak diambil kira. Bahkan bantuan yang dihulurkan oleh pihak kerajaan ini sebagai daya pendorong kepada mereka untuk berkerjasama dengan pihak berkuasa dalam menjayakan pembangunan tenaga manusia melalui pendidikan di negara ini.
Kerajaan pula menjalankan kempen dan seruan yang disertai oleh Duli Yang Maha Mulia Sultan Omar Ali Saifuddein III sendiri dan pegawai-pegawai kerajaan. Mereka menyeru masyarakat tempatan supaya menghantar anak-anak mereka ke sekolah, terutama anak-anak perempuan. Kempen ini telah berjaya menyedarkan masyarakat hingga makin ramai yang menghantar anak-anak mereka ke sekolah. Kerajaan juga menyediakan peruntukan yang besar melalui Rancangan Kemajuan Pendidikan bagi Tahun 1954 hingga 1960. Dalam rancangan ini kerajaan bukan sahaja membina sekolah bahkan juga menyediakan kemudahan-kemudahan lain kepada murid-murid sekolah. Contohnya menyediakan pengangkutan percuma untuk murid-murid berulang alik ke sekolah, elaun sara hidup, skim permakanan di sekolah-sekolah dan pemeriksaan kesihatan.13 Sesungguhnya sejarah tidak boleh nafikan sumbangan besar baginda dalam mengembang majukan bidang pendidikan di negara ini.
Jadi bolehlah dikatakan penghujung tahun 1950an majoriti masyarakat tempatan telah mempunyai kesedaran tentang pentingnya memberikan pendidikan anak-anak melalui sekolah. Kesan dari kesedaran ini kemunculan Sekolah Melayu tahun-tahun demi tahun terus berkembang. Sehingga tahun 1982 jumlahnya telah mencapai 112 buah dan muridnya berjumlah 17 107 orang. Dari jumlah ini murid perempuan sudah tidak jauh bezanya dengan murid lelaki, keramaian murid perempuan 8013 dan murid lelaki 9094 orang.14 Memandangkan keramaian murid Sekolah Melayu semakin meningkat, maka kerajaan perlu menaikkan taraf kelas yang ada. Pada awal tahun 1950 darjah paling tinggi hanyalah darjah IV, ia kemudiannya meningkat kepada darjah VI pada tahun 1959. Pada masa ini baru ada empat buah Sekolah Melayu yang mengadakan darjah VI.
Walaupun sambutan orang ramai terhadap Sekolah Melayu ini begitu baik, namun menjelang awal tahun-tahun 1970an hinggalah tahun 1980an jumlah murid sekolah ini mula merosot. Jumlah ini dapat bertahan di paras yang mantap kerana kemasukan murid-murid ke darjah I. Jumlah mereka ini masih boleh dikatakan ramai sehingga darjah IV. Murid Sekolah Melayu ini mula merosot sebaik-baik sahaja dalam darjah V dan VI, dan seterus di Sekolah Menengah Melayu. Ini disebabkan dalam darjah IV, murid-murid sudah dibenarkan untuk
7 Kertas Kerja Seminar Sejarah Brunei III sempena Ulang Tahun Hari Kebangsaan Negara Brunei Darussalam Ke-22 Tahun 2006
Melayu Sultan Muhammad Jamalul Alam bandar Brunei.
memilih sekolah samada mahu masuk ke Sekolah Persediaan Inggeris atau Sekolah Arab. Mereka boleh menduduki peperiksaan untuk masuk kedua-dua sekolah tersebut selagi umur mereka belum melebihi 12 tahun. Setiap tahun jumlah yang masuk ke Sekolah Persediaan Inggeris adalah tinggi. Kesan dari dasar ini mulai tahun 1974 beberapa buah Sekolah Melayu telah dicampurkan dengan Sekolah Persediaan Inggeris di bawah pentadbiran seorang guru besar. Hal ini terus berlaku dalam tahun-tahun 1980an.
Kesan dari dasar pemilihan ke Sekolah Inggeris dan Arab ini, bukan sahaja Sekolah Melayu mengalami kekurangan pelajar bahkan terdapat murid dan pelajar yang kurang prestasi dalam pelajaran sahaja yang tinggal belajar di sekolah ini. Sementara itu pelajar-pelajar yang berpotensi telah berpindah ke Sekolah Inggeris atau Sekolah Arab. Ini menjadikan imej dan kualiti Sekolah Melayu berkurangan pada pandangan masyarakat. Sebenarnya pandangan ini bukanlah baru tetapi telah pun wujud dalam tahun-tahun 1950an apabila kerajaan telah menubuhkan Sekolah Inggeris pada bulan Oktober 1951.15 Ianya muncul ekoran dari Sekolah Melayu kurang menjanjikan masa depan yang lebih baik berbanding dengan Sekolah Inggeris dan Arab16. Oleh itu majoriti ibu bapa berminta untuk memasukkan anak-anak mereka ke dua sekolah tersebut. Lebih dramatik lagi bagi ibu bapa yang berada langsung tidak mahu menyekolahkan anak-anak mereka ke Sekolah Melayu sebaliknya menghantar terus ke sekolah swasta beraliran Inggeris. Rentak kemahuan orang ramai ini nampaknya dituruti oleh kerajaan dengan mengadakan dasar pengambilan lebih ramai murid-murid ke Sekolah Persediaan Inggeris dan Sekolah Arab setiap tahun.
Menjelang tahun 1960an barulah ada sekolah Melayu yang mencapai taraf pendidikan menengah dengan mengadakan darjah VII (setaraf tingkatan I). Pendidikan menengah ini kemudiannya dilaratkan ke daerah Tutong dan Belait pada tahun 1961.17 Ianya diwujudkan kerana makin ramai pelajar dari Sekolah Melayu yang mahu meneruskan pendidikan mereka hingga ke peringkat menengah.
Menengah Melayu Pertama. Bil,1 Dis.1966.
Kerajaan secara rasmi menubuhkan sebuah Sekolah Menengah Melayu pada 30 Januari 1966, sekolah ini dikenali sebagai Sekolah Menengah Melayu Pertama (SMMP). Ia telah di tempatkan buat sementara di Sekolah Melayu Sultan Muhammad Jamalul Alam di bandar Brunei. Pada peringkat awal pembukaannya lebih kurang 900 orang pelajar telah diterima masuk dalam tujuh buah tingkatan I, 24 buah tingkatan II dan lima buah tingkatan III. Oleh kerana masalah tempat yang tidak mencukupi Jabatan Pelajaran Brunei hanya menjadikan Sekolah Menengah Melayu Pertama sebagai menempatkan pelajar tingkatan II dan III sahaja.18
Matlamat utama penubuhan Sekolah Menengah Melayu Pertama ini bagi membolehkan pelajar-pelajar aliran Melayu melanjutkan pelajar ke peringkat lebih tinggi dengan menduduki peperiksaan awam seperti Sijil Rendah Pelajaran, Sijil Pelajaran Malaysia dan Sijil Tinggi Persekolahan. Oleh yang demikian mereka akan berpeluang untuk melanjutkan pendidikan hingga peringkat universiti seperti mana yang telah berlaku ke atas rakan-rakan mereka dalam Sekolah Inggeris dan Arab. Dengan itu tujuan Sekolah Melayu hanya untuk setakat pandai membaca dan menulis sudah tidak dapat diterima lagi menjelang tahun 1960an, malah pihak Inggeris terpaksa akur dengan perubahan yang berlaku ke atas masyarakat Brunei yang sudah melihat persekolahan adalah sudah menjadi satu kemestian dan budaya dalam kehidupan generasi muda.
Sekolah Menengah Melayu Pertama telah memainkan peranan sebagai pusat kepada Sekolah Menengah Melayu dari daerah-daerah lain. Ini disebabkan sekolah ini sahajalah yang mengadakan sehingga tingkatan VI bawah yang telah diwujudkan pada tahun 1969. Pelajar sekolah ini mula mengambil peperiksaan Sijil Rendah Pelajaran pada tahun 1966, dalam peperiksaan ini 89% telah lulus. Dalam tahun 1968 pula pelajar sekolah ini menduduki peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia dan pada tahun 1970 mengambil peperiksaan Sijil Tinggi Persekolahan. Walau bagaimanapun pada tahun 1972 barulah pertama kali empat orang pelajar Sekolah Melayu dari Maktab Melayu Paduka Seri Begawan Sultan Jalan Muara lulus peperiksaan tersebut. Semua peperiksaan awam yang dikendalikan oleh kerajaan Malaysia kemudian ditukar kepada Sijil Rendah Pelajaran Brunei bagi menggantikan peperiksaan Sijil Rendah Pelajaran. Sementara itu Sijil Pelajaran Malaysia dan Sijil Tinggi Persekolahan diganti dengan Sijil Am Pelajaran Singapura Cambridge peringkat biasa dan
9 Kertas Kerja Seminar Sejarah Brunei III sempena Ulang Tahun Hari Kebangsaan Negara Brunei Darussalam Ke-22 Tahun 2006
Sekolah Menengah Melayu ini boleh dikatakan mencapai kemuncak keramaian pada awal tahun 1970an. Ini boleh dilihat apabila dalam tahun 1971 jumlah pelajarnya telah mencapai 4569 orang dengan 2394 orang pelajar lelaki dan 2175 orang perempuan. Sementara itu bilangan Sekolah Menengah Melayu seluruh Brunei dalam tahun 1973 dan 1974 telah menjadi tujuh buah.20 Ini menunjukkan sambutan masyarakat terhadap sekolah ini pada ketika itu adalah positif. Mereka telah memandang peluang untuk pelajar Sekolah Melayu melanjutkan pendidikan makin bertambah baik kerana sudah boleh mengambil peperiksaan awam sehingga peringkat yang lebih tinggi.
Walau bagaimanapun menjelang tahun 1975 keramaian pelajar dan bilangan Sekolah Menengah Melayu mula merosot. Pada tahun ini jumlah pelajar sekolah ini hanyalah 1564 orang dengan 934 orang pelajar lelaki dan 630 orang pelajar perempuan. Bilangannya seluruh negeri cuma tinggal lima buah. Keadaan ini terus merosot menjelang tahun 1984, keramaian pelajar sekolah ini hanya 1003 orang dan bilangan Sekolah Menengah Melayu tinggal empat buah.21
Kemerosotan ini berlaku kerana jumlah murid Sekolah Rendah Melayu yang memasuki Sekolah Persediaan Inggeris bertambah tiap-tiap tahun. Kesannya keramaian yang memasuki Sekolah Menengah Melayu mengalami kekurangan. Ini menunjukkan orang ramai lebih cenderung menyekolahkan anak-anak mereka ke Sekolah Inggeris atau ke Sekolah Arab. Dalam pada itu ramai pelajar Sekolah Melayu ini apabila lulus dalam peperiksaan Sijil Am Pelajaran peringkat biasa dan lanjutan berhenti sekolah. Mereka sama ada menjadi guru atau mencari kerja-kerja yang lain.22 Fenomena berhenti sekolah ini lebih ketara apabila peluang untuk pelajar Sekolah Melayu melanjutkan pelajaran ke Malaysia tergendala pada awal tahun 1970an ekoran dari hubungan dingin antara Brunei dan Malaysia.
. Temubual bersama Yang Berhormat Pehin Laila Wijaya Dato Paduka Haji Awang Abdul Aziz bin Pehin Haji Umar, Menteri Pendidikan Negara Brunei Darussalam, di pejabat beliau pada 9 Mac 2005, Sistem Pendidikan Negara Brunei Darussalam, Brunei: Kementerian Pelajaran dan Kesihatan, 1990, hlm.4.
Memandangkan kemerosotan jumlah pelajar Sekolah Menengah Melayu ini terus berlaku. Maka secara perlahan-lahan kerajaan memperkenalkan konsep intergrasi antara Sekolah Menengah Melayu dengan Sekolah Menengah Inggeris. Dalam tahun 1975 ia dilakukan bukan sahaja setakat peringkat menengah rendah bahkan juga hingga peringkat menengah tinggi apabila Pusat Tingkatan Enam ditubuhkan pada tahun tersebut. Dalam penyatuan ini juga melibatkan pelajar tingkatan VI dari Sekolah Menengah Arab.
Tanda-tanda Sekolah Menengah Melayu akan ditiadakan di masa depan berlaku apabila kerajaan memperkenalkan Dasar Pendidikan Konsep Dwibahasa dalam sistem pendidikan Brunei pada bulan April 1984.23 Hal ini jelas kerana aliran Melayu hanya diikuti oleh murid-murid sekolah rendah dari kelas tadika hingga darjah III. Mulai darjah IV hingga tingkatan VI semua murid dan pelajar akan mempelajari kebanyakan mata pelajaran dalam bahasa Inggeris, kecuali bahasa Melayu, ugama, lukisan dan pendidikan jasmani.24 Dari satu segi dasar ini memang baik kerana ia kelihatan mempunyai ciri-ciri kesesuaian kerana semua pelajar berpeluang memasuki Sekolah Inggeris, selain memilih Sekolah Arab. Lagipun kerajaan membuat dasar ini sebagai mengikuti kemahuan orang ramai yang kebanyakannya berlumba-lumba memasukkan anak-anak mereka ke Sekolah Inggeris. Ianya juga sebagai persediaan bagi memenuhi keperluan tenaga manusia di kalangan rakyat Brunei yang mempunyai pendidikan yang tinggi. Untuk mencapai matalamat ini, maka perlunya mereka menguasai bahasa Inggeris kerana perkembangan ilmu dan pengunaanya di peringkat antarabangsa memang ketara.25 Tenaga manusia seperti ini amat diperlukan lebih-lebih lagi setelah Brunei mencapai kemerdekaan dari British pada tahun 1984. Penguasaan hal-hal pentadbiran dalam dan luar negeri yang telah dikembalikan ke pangkuan kerajaan Brunei sudah tentu memerlukan orang-orang Brunei yang mempunyai penguasaan bahasa lain selain daripada bahasa Melayu.
Perubahan dan cabaran-cabaran yang dihadapi oleh persekolahan Melayu dari tahun 1950 hingga 1984 bolehlah dibahagikan secara umumnya kepada tiga period. Pertama period 1953 hingga 1965, kedua period 1966 hingga 1972 dan ketiga period 1973 hingga 1985.
kerana mereka telah menyedari perlunya anak-anak mereka diberikan pendidikan formal. Kesannya Sekolah Melayu dan muridnya semakin meningkat namun pada period pertama boleh dikatakan sebagai zaman kemalapan kerana pada masa ini murid Sekolah Melayu tidak mempunyai peluang untuk melanjutkan pendidikan sehingga peringkat universiti. Kewujudannya hanyalah untuk memenuhi tujuan agar murid Sekolah Melayu pandai membaca dan menulis sahaja. Period kedua dapatlah dianggap sebagai zaman kegemilangan kerana Sekolah Melayu sudah mempunyai pendidikan menengah dan peluang untuk melanjutkan pendidikan sehingga peringkat universiti sudah terbuka. Period ketiga sekali lagi Sekolah Melayu mengalami zaman kemalapan apabila peluang meneruskan pendidikan ke Malaysia terganggu pada tahun 1973, sebagai gantinya kerajaan membuka peluang kepada pelajar Sekolah Melayu untuk melanjutkan pelajaran ke peringkat universiti di United Kingdom dalam tahun 1976. Namun dasar ini kurang berjaya kerana pelajar yang dihantar ramai yang gagal kerana masalah penguasaan bahasa Inggeris. Dalam pada itu keramaian pelajar Sekolah Melayu terutama di sekolah menengah mula berkurangan kerana ibu bapa lebih suka menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah Inggeris dan Arab kerana mereka menyedari masa depan anak-anak mereka lebih terjamin berbanding jika mereka di Sekolah Melayu. Dengan munculnya Dasar Pendidikan Konsep Dwibahasa pada awal tahun 1984, maka Sekolah Menengah Melayu dengan sendirinya telah ditiadakan dalam dasar pendidikan Brunei. Sungguhpun begitu penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi di negara ini tidak pula tergugat bahkan ianya terus mantap apabila ia terus digunakan secara meluas bukan saja dalam sektor kerajaan bahkan juga pihak swasta. Apabila Universiti Brunei Darussalam ditubuhkan pada tahun 1985, bahasa Melayu terus membuktikan dirinya bahawa ia mampu untuk menjadi bahasa ilmu di peringkat pengajian tinggi seperti mana bahasa Inggeris dan Arab. Hal ini jelas kursus-kursus yang ditawarkan dalam bahasa Melayu terus wujud dan mendapat sambutan dari mahasiswa-mahasiswi. Oleh itu disebalik sejarah hubungan Brunei dan Inggeris, ternyata telah banyak memberikan saham perubahan besar kepada perkembangan sistem persekolahan di negara ini dan tidak terkecuali persekolahan Melayu.
READ MORE -

Puisi Nazuril

M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim
SMS Jatuh Cinta
1. Seribu bintang berkilau, tak satupun turun menjamah galau. Ketika dunia berpaling, satu bintang bercahaya ditidurku. Adalah engkau yang kuharapkan jadi tujuan cintaku.
2. Cinta dapat datang, cinta dapat juga pergi. Cinta dapat saling memiliki, namun cinta tidak dapat menunggu
3. Kalo kamu baca sms ini kamu utang kiss. Kalo dicuekin, berarti kamu sayang ama aku. Kalo dibales kamu harus jadi pacarku. Kalo ketawa kamu milikku?
4. Malam begitu tenang saatku tertidur, bulan begitu terang saat kubermimpi, memanglah takdir jika jodoh menemukan kita, hingga berakhir bahagia, namun akankah kita ? pikiranku melayang jauh memikirkan bagaimana kita, hingga kuterlelap lelah tak menemukan sebuah jawaban untuk kita berdua..
5. Ketika butir-butir salju terakhir turun dari langit kau hadir dalam hidupku. Ketika bunga bermekaran dan tetes embun berjatuhan di dedaunan kau hadir dalam benakku.ketika sang surya tersenyum manja terangi semesta kau hadir dalam jiwaku. Kau, kekasihku yang selalu ada dalam hatiku..
SMS Kangen & Rindu
1. Tatapan mataku kosong, saat ku menatap monitor komputerku. Entah ingin menulis apa, sekedar menyatakan perasaankah? Atau mengungkapkan ingin di hati. Ingin kutulis sebuah puisi.. berat bagiku tuk merangkai kata. Lebih lagi sebait lagu. Ah? aku hanya tak bisa. Galau menguasai hatiku. Sebuah ketidak pastian mengalir dalam buluh nadiku. Waktu terus berputar dalam diamku, seakan mengejek tertawa. Lalu?jemariku menari perlahan diatas keyboarku hitamku??Aku rindu kamu??hanya ini yang dapat kutuliskan, dan aku kembali diam?
2. Seandainya aku bisa mengirimkan isyarat hati untukmu yang jauh disana. Kupastikan ragaku ini tuk selalu kembali padamu yang teduhkan hatiku?
3. Indahnya kabut bulan purnama. Kurindu seorang wanita dengan terdiam memikirkannya. Pria yang sepi oleh hadir senyum manisnya.. Dia, seorang wanita yang kucinta..
4. Kala malam larut, kupandang langit dalam kamarku, tiada cahaya tiada suara, sunyi senyap itulah yang kurasa, saat mata tak lagi mampu tuk terbuka kuingin berkata Met Bobok Ya?
5. Aku tahu mungkin kamu bosan dengan puisi-puisiku. Rindu, n sayang selalu terlukis dalam kata-kata itu. Namun aku hanya ingin kamu tahu bahwa, sebuah puisi yang kubuat mengungkapkan isi hati dan perasaanku. Tatkala kumengingatmu terlukis kata rindu. Bayangmu selalu terlukis dalam goresan pena..tertulis namamu.
SMS Selamat Tidur
1. Aku telah sampai pada ujung kerinduan hati, penantian yang tak terbatas pada akhir pemberhentian waktu. Kusangat lelah dengan perjalanan hari ini, namun kusangat senang dengan akan hadirnya senyummu. Selamat tidur hatiku, kukan tersenyum dalam mimpi kita berdua..
2. Jika aku seorang perompak, mungkin akan berlayar menuju pulau cintamu. Melalui rintangan dan tantangan untuk dapat mencuri berlian hatimu, memilikimu untuk hatiku yang butuh cinta…Malam yang indah buatmu tertidur terlelap hingga mimpi mempertemukan kau dan aku.
3. Atas nama cinta di bawah rembulan. Kumasih disini, bermimpi tentang kita?
4. Kala malam larut, kupandang langit dalam kamarku, tiada cahaya tiada suara, sunyi senyap itulah yang kurasa, saat mata tak lagi mampu tuk terbuka kuingin berkata Met Bobok Ya?
5. Hadir disetiap warnamu Memberi disetiap kosongku. Membayangkan kau hadir setiap saat. Indahku adalah indahmu Dan kuyakin kepadamu kaulah pengisi hatiku. Selamat tidur kekasihku..
SMS Selamat Pagi
1. Yang tak pernah terlupa sedikitpun. Saat ruang kosong menyekat kepala, bayangmu mematuk seketika. Membuat pagiku begitu indah.
2. Embun yang bening, membasuh daun dan bunga yang tengah mekar. Begitukah wajahmu ketika bahagia? Ah… aku mencatat lagi namamu dipagi ini.
3. Tak pernah jengah aku bertanya. Tak pernah lelah aku menyapa. Menyambut pagi dengan mengundang pesonamu, menyambut pagiku.
4. Meski semua sapa pagiku membentur dinding bantu. Dan tak bergema diruang kamar. Tidak mengapa, karena yang kumiliki hanya baikmu, hanya damaimu.
5. Aku hanya bisa mengucap salam untuk pagimu dengan doa agar kamu selalu setia pada satu cinta.
SMS Patah Hati
1. Jika semua pertanda cinta, mengapa kata itu tak pernah meluncur dari bibir mungilnya. Jika semua pertanda rindu, mengapa kata cintanya tak pernah menyapa hari-hari ku. Mungkin aku memang tak pernah layak mendapatkannya. Haruskah aku tersudut lemah mengharapkannya. Atau membeku kehilangannya..
2. Bulanku meredup, seperti cintaku kini yang semakin hanyut oleh ombak samudera. Kupandangi seberang selat sunda, tak tampaknya cahayanya. Hatiku melemah, dan terjatuh merebah di rumput nirwana. Selesai sudah cerita cinta seorang RAMA, terlelap dan mati karena cinta.
3. Panas terik siang hari, sepoi-sepoi angin nyiur melambai, kuterduduk dan terdiam memandang duniawi? Berpikir dan terus berpikir untuk apa semua ini, sedikit sesalku tak ada yang mampu mengerti.. Walau tak harus memiliki, kubersandar pada kerinduan yang tak pasti? Hanya inginku tuk menyendiri? Kesepianku tuk selalu intropeksi? Ah..bosan, bosan dengan kehidupan yang ada, kuingin perubahan..perubahan yang berarti untuk hidupku..hidupku yang penuh bisu..terdiam dan akan mati..
4. Kosong yang aku rasakan, adakah hati untuk sebuah kesepian?hidupku tertekan oleh sebuah keberadaan. Impian dan harapan jadi sebuah tujuan. Akhiri hidup dengan senyuman, tak tampakkan sebuah arti kesedihan
5. Hidup adalah sebuah impian. Kehidupan bersama seseorang adalah kenangan. Masa depan kuraih untuk terus berjalan, tanpa harapan..
READ MORE - Puisi Nazuril

University in Swiss

Universitas di Swiss

Universitas di Swiss

Hanya 10 resmi cantonal universitas dan lembaga federal 2 teknologi menawarkan program-program studi sesuai dengan deklarasi Bologna dengan penuh diakui Swiss diploma dan diizinkan untuk menganugerahkan gelar doktor dan PhD. Jika Anda ingin yakin tentang kualitas lembaga pendidikan pilihan Anda sebagai salah satu dari dua belas Swiss universitas, harap hati-hati mereka untuk merek dagang:

Cantonal Universities Cantonal Perguruan Tinggi

Ada sepuluh perguruan tinggi di Swiss cantonal: mereka Basel, Berne, Fribourg, Geneva, Lausanne, Lucerne, Neuchatel, St Gallen, Zurich dan Lugano (Italia berbahasa Swiss). Kebanyakan dari mereka telah berkembang selama beberapa abad di langkah dengan kebutuhan sosial dan ekonomi, selalu selaras dengan humanis ideal.

Universitas tertua di Swiss adalah satu Basel. Ia didirikan pada 1460 dan dengan demikian telah wujud selama lebih dari setengah milenium. Di Perguruan Tinggi yang berbahasa Italia dan Swiss Lucerne yang paling baru ones.

Walaupun masing-masing perguruan tinggi memiliki karakteristik, mereka semua pada dasarnya memiliki struktur yang sama. Mereka dibagi dalam fakultas atau departemen, termasuk teologi, hukum, ekonomi dan ilmu sosial, seni, ilmu pengetahuan alam, dan obat-obatan (walaupun Fribourg Neuchatel dan hanya menawarkan kursus dasar medis). St Gallen mengkhususkan diri di bidang ekonomi, ilmu sosial, dan hukum; Lucerne Katolik dalam teologi, sastra dan hukum. Italia berbahasa universitas menawarkan kursus di arsitektur, ekonomi, ilmu komunikasi, dan informatika.

Berikut ini dianggap sebagai lembaga pendidikan tinggi: Graduate Institute for International Studies (Institut universitaire de Hautes Etudes internationales IUHEI) di Jenewa, Graduate Institute for Advanced Administrasi Publik (Institut de Hautes Etudes en administrasi publique IDHEAP) di Lausanne, dan Graduate Institute of Development Studies (Institut universitaire d'Etudes du développement, IUED) di Jenewa.

Di samping lembaga pendidikan tinggi yang disebutkan di atas, ada beberapa sekolah swasta yang menawarkan program-program studi berdasarkan sistem Anglo-Saxon. Studi dan ujian yang ditawarkan oleh sekolah ini tidak diakui di Swiss. Beberapa sekolah mungkin menawarkan program-program studi yang tidak serius. Untuk itu, kami menyarankan siapapun yang tertarik berikut seperti itu saja untuk membuat hati penyelidikan awal menjadi masalah pengakuan.
Federal Institutes of Technology

Kedua Federal Institutes of Technology memproduksi sangat berkualitas insinyur, arsitek dan ilmuwan.

Sejak pertengahan abad ke-19, yang telah diputar Konfederasi peran aktif dalam kebijakan nasional sains. Meskipun dimulai dengan membuat sendiri politeknik di Zurich, Federal Institutes Teknologi kini terdiri dari enam sekolah: dua Federal Institutes of Technology, di Lausanne (EPFL) dan di Zurich (ETHZ), dan empat lembaga penelitian - the Paul Scherrer Institute, Federal Institute for Woodland, Salju dan Pemandangan Riset, Federal untuk Laboratorium Penelitian dan Pengujian Bahan, dan Federal Institute for Water Supplies, Waste Water Treatment dan Perlindungan Sumber Daya Air.

Perguruan tinggi dari Ilmu Terapan

Swiss sejak 1997 telah tujuh perguruan tinggi yang menerapkan ilmu yang diatur regional. The misi dari perguruan tinggi yang diterapkan ilmu (UAS) mengajar diterapkan mencakup penelitian dan pengembangan, layanan kepada pihak ketiga dan kerjasama endeavours dengan pelatihan dan lembaga-lembaga penelitian di Swiss dan di luar negeri. Mereka berperan aktif di negara ekonomi dan kehidupan sosial oleh bertindak sebagai perantara dalam mentransfer pengetahuan dan teknologi. Jaringan nasional UAS kompetensi harus memberikan dorongan penting untuk kerjasama di antara mereka, serta dengan perguruan tinggi dan ekonomi.

UAS yang menawarkan gelar dalam Rekayasa dan IT; Arsitektur, Teknik dan Perencanaan Pembangunan; Ilmu Kimia dan Kehidupan, Bisnis, Manajemen dan Layanan; Desain; Sport; Terapan Psikologi; Linguistik Terapan; Musik dan Teater; Seni; Kerja Sosial.

Setiap UAS berkaitan dengan suatu wilayah tertentu dan bahkan consolidates sejumlah mitra lembaga independen sebelumnya. Regional UAS adalah: Spécialisée Haute Ecole de Suisse occidentale (HES-SO), Berner Fachhochschule (BFH), Fachhochschule Nordwestschweiz (FHNW), Zürcher Fachhochschule (ZFH), Fachhochschule Zentralschweiz (FHZ), Fachhochschule Ostschweiz (FHO) dan Scuola universitaria professionale della Svizzera Italiana (SUPSI).

Writen By: M. Nazuril Ikhwan Zubir Hakim
READ MORE - University in Swiss