Selasa, 10 November 2009

Psikologi Pendidikan



1.Pengertian Psikologi Pendidikan

Secara etimologis, psikologi berasal dari 2 kata bahasa yunani yaitu, “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Tetapi arti “ilmu jiwa” masih belum jelas. Karena ketidakjelasan itu, sering timbul berbagai pendapat mengenai definisi psikologi yang saling berbeda. Diantaranya:

· Clifford T. Morgan :

“Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan”.

· Edwim G. Boring dan Herbert S. Langefeld :

“Psikologi adalah study tentang hakikat manusia”

· Garden Murphy :

“Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya”.

Jika dilihat kembali definisi-defini diatas, walaupun berbeda-beda, pada hakikatnya memiliki beberapa persamaan dan dapat disimpulkan. Definisi psikologi adalah “ Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan”.

Adapun mengenai pendidikan, berasal dari kata “Didik” yang mendapat imbuhan “Me” sehingga menjadi ‘mendidik” yang artinta memelihara dan memberi latihan. Pengertian “pendidikan” menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam bahasa inggris, education artinyaproses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.sedangkan dalam dictionary of phsichology, pendidkan diartikan sebagai tahap kegiatan yang bersifat kelembagaaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Sebagai gambaran dari pengertian psikologi dan pengertian pendidikan, dapat kita kemukakan sebuah definisi sebagai berikut:

Ilmu jiwa pendidikan adalah : Ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang tingkah laku individu dalam situasi pendidikan.

Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya :

  • Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
  • Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.
  • Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)
  • Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
  • Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
  • Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan

Disamping jenis – jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :

  • Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
  • Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
  • Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.

Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.

2. Objek Psikologi Pendidikan

Berkenaan dengan objek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, objek psikologi pendidikan ditujukan kepada manusia, yaitu tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Baik pendidikan di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.

Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.

Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

3.Tujuan Psikologi Pendidikan

Bila ditinjau dari segi tujuan, psikologi pendidikan bertujuan menyelidiki tingkah laku individu sebagai gejala-gejala kejiwaan, agar dengan pengetahuan tersebut dapat membantu serta mengarahkan belajar individu sesuai dengan tujuan pendidikan. melalui pertimbangan - pertimbangan psikologis diharapkan dapat :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.

2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan.

3. Memfasilitasi dan memotivasi belajar.

Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya seseorang akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar.

4. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.

Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif.

5, Berinteraksi secara tepat

Pemahaman tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan.

6. Menilai hasil pembelajaran yang adil.

Pemahaman tentang psikologi pendidikan dapat mambantu dalam mengembangkan penilaian pembelajaran yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

4.Fungsi Psikologi Pendidikan


1. Menjelaskan

Yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.

2. Memprediksikan
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.

3. Pengendalian
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan atau treatment.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar